Jakarta, BIZNEWS.ID - Hampir dua tahun kita hidup berdampingan dengan Covid-19. Saat ini pemerintah tengah mempersiapkan berbagai strategi dalam transisi pandemi Covid-19 menjadi endemi.
Tak terkecuali pegawai Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). “Kita perlu mempersiapkan diri bagaimana mengubah pandemi menjadi endemi yang sebetulnya sudah banyak diterapkan di negara-negara lain,” kata Plt. Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini, saat membuka seminar kesehatan dengan tema ‘Mempersiapkan Diri Hidup Bersama Covid-19’ di Kantor Kementerian PANRB, Rabu (24/11).
Rini menyampaikan para ASN maupun masyarakat harus mempersiapkan diri dengan perubahan pandemi menjadi endemi. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang baik tentang bagaimana mempersiapkan diri menjalani hidup bersama Covid-19. Dalam menghadapi perubahan tersebut, masyarakat harus membiasakan diri dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup sehat.
Pihaknya melalui Pusat Krisis Covid-19 Kementerian PANRB terus berupaya melakukan penguatan peran dalam melakukan edukasi bagi pegawai di lingkungan Kementerian PANRB sekaligus keluarga pegawai. Edukasi diharapkan dapat bermanfaat bagi suksesnya pemerintah dalam menyongsong pandemi menjadi endemi, terlebih melihat adanya populasi yang berisiko, berkomorbid, dan pengelolaan kesehatan jiwa atau mental.
Lebih lanjut Rini meminta agar penyelenggaraan seminar dapat dijadikan momentum membangkitkan kesadaran pegawai, serta mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi tantangan di masa datang. Sebagai pelayan masyarakat, ASN juga diminta menjadi pelopor dan contoh untuk pelaksanaan hidup sehat.
“Kami berharap Bapak dan Ibu dapat jadi pionir sebagai ASN dalam menumbuhkan semangat menyongsong perubahan persiapan diri untuk hidup bersama Covid-19 dari pandemi jadi endemi,” ucapnya seperti dikutip menpan.go.id.
Salah satu pembicara, Psikolog Sitti Evangeline, menilai hal yang tidak kalah penting dalam menyongsong pandemi menjadi endemi adalah menjaga daya tahan tubuh dengan menumbuhkan rasa kebahagiaan. Dengan rasa bahagia seseorang dapat merasa tenang dan secara tidak langsung juga berdampak pada produktivitas seseorang.
“Sering sekali didalam dunia kerja kita melihat orang yang produktif dan bahagia, munculnya adalah adaptif, dimana perilaku yang ditampilkan sesuai dengan harapan, atau bisa menyesuaikan dengan tuntutan yang diminta,” jelasnya.
Sementara Koordinator Substansi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan Theresia Sandra menyampaikan jika salah satu kaum yang berisiko terpapar Covid-19 adalah seseorang yang memiliki riwayat Penyakit Tidak Menular (PTM) yang disebabkan infeksi kuman seperti stroke, penyakit jantung koroner, kanker, hipertensi, dan lainnya.
Sandra menjelaskan berdasar pada isu global, PTM membunuh 41 jiwa setiap tahunnya atau setara 71 persen kematian global. Sedangkan hampir 22 persen populasi dunia memiliki faktor kerentanan terhadap Covid-19 yang pada umumnya disebabkan PTM.
Namun demikian resiko PTM dapat diminimalisir dengan menerapkan pola hidup sehat, dengan tidak merokok, menambah aktivitas fisik, makan makanan sehat, dan menghentikan konsumsi minuman beralkohol.
Headline
LEAVE A REPLY