Jakarta, BIZNEWS.ID - Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang selalu diperingati setiap tanggal 17 Agustus identik dengan kehadiran seorang tokoh Soekarno sebagai sosok pembaca naskah proklamasi kemerdekaan bersama Muhammad Hatta, 76 tahun silam.
Untuk menghadirkan nuansa itu, Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) menghadirkan "Bung Karno" yang secara khusus dan menyampaikan pidato kebangsaannya dengan tema "Mengisi Jembatan Emas Kemerdekaan Mewujudkan Cita-cita Bangsa", Senin, 16 Agustus 2021. Sosok "Bung Karno" ini yang diperankan oleh Teguh Boediana atau lebih dikenal dengan Bung Karno KW 3.
Teguh Boediana adalah sorang tokoh Soekarois sejati yang merupakan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan juga seorang penggiat ekonomi kerayatan di Berdikari Centre Jakarta. Mengenakan berbagai atribut seperti peci hitam, tongkat komando, jas berwarna putih, dan aksen yang rada serak, Teguh Boediana sangat persis memerankan sosok Soekarno.
Dalam pidatonya, Teguh mengatakan memasuki usianya yang ke 76, jembatan emas yang dilalui Bangsa Indonesia masih sangat panjang untuk sampai ke ujung jembatan yaitu masyarakat yang adil dan makmur seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. "Kita masih melihat bahwa jumlah rakyat miskin masih banyak sekitar 27 juta. Mereka adalah bagian dari bangsa kita yang yang belum menikmati arti dan hakekat kemerdekaan yang telah kita rebut dan kita pertahankan," ujarnya.
Menurutnya, hal ini merupakan sebuah tantangan bagi Bangsa Indonesia, dimana terdapat jurang yang sangat dalam antara sebagian kecil orang-orang yang menguasai sebagian besar asset dengan sebagian besar rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Tantangan lain yang tak kalah penting di hadapi Bangsa Indonesia adalah keberadaan Pancasila sebagai dasar negara yang mengalami gangguan secara nyata. "Disinyalir masuknya ideologi yang tidak sesuai dengan pancasila dan berusaha memasukkan ideologi yang memecah persatuan dan kesatuan bangsa kita," sambungnya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk melawan siapapun yan akan merubah dasar negara Pancasila dengan ideologi lainnya. Menurutnya, Pancasila merupakan instrumen yang mampu mengharmonisasikan berbagai perbedaan dan kemajemukan yang ada di Indonesia. "Dengan Pancasila, kita jaga persatuan dan kesatuan negara kita. Ingtlah saudara-saudara bahwa syarat tegaknya negara Indonesia adalah pertama persatuan, kedua persatuan, ketiga persatuan, keempat persatuan dan kelima persatuan," tegasnya dengan nada berapi-api.
Memasuki 76 tahun Indonesia, Bung Karno KW 3 ini mencatat beberapa hal yang perlu dibenahi, diantaranya pembangunan national dan character bulding, dimana ketahanan mental menjadi prioritas yang perlu dibangun dan dipertahankan.
Yang kedua adalah adanya perkembangan tekologi terutama teknologi informasi. "Perkembangan iptek ibarat pisau bermata dua, di satu sisi sebagai unsur percepatan pembangunan, tapi disatu sisi bisa menjadi bom waktu yang akan melukai diri sendiri," tegasnya. Dan yang ketiga adalah liberalisasi bidang Ekonomi dimana siapapun yang memiliki daya saing tinggi kan memenangkan pertempuran ekonomi.
Untuk itu, Ia melihat saatnya Bangsa Indonesia kembali kepada falsafah Trisakti yaitu berdikari dalam bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Diakhir pidatonya, Teguh Boediyana mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk tetap sadar dan bertekad mempertahankan tegaknya NKRI dan bertekad bulat bersama-sama mengatasi cobaan terutama wabah covid 19 yang kini menerpa Indoesia. "Mari saudara-saudara, kita gugah dan bangun kembali rasa percaya kepada kemampuan bangsa sendiri sebagai salah satu modal membangun bangsa dan negara kita. Res publica.. res publica.. Merdeka," Pekiknya.
Headline
LEAVE A REPLY