Jakarta, BIZNEWS.ID - Variabel kesehatan masih memengaruhi perekonomian Indonesia. Munculnya varian delta yang telah menjalar ke 96 negara termasuk Indonesia, menyebabkan penyebaran virus COVID-19 sangat cepat.
“Varian ini yang paling menular yaitu dua kali lebih menular dibandingkan varian covid yang asli, dan 50% lebih menular dibandingkan varian Alfa waktu itu muncul di Inggris,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Mid Year Economic Outlook 2021 yang diselenggarakan secara daring oleh Bisnis Indonesia, Rabu (07/07) seperti dikutip Kemenkeu.go.id
Saat ini, kenaikan harian positif dengan adanya varian delta mencapai sekitar 30.000 kasus. Apabila kenaikan mencapai 40.000, pemerintah akan mengambil kebijakan pengetatan hingga mobilitas harus turun 30-50%.
Menkeu menyebut pengetatan mobilitas akan berdampak pada perekonomian. Sebagai contoh pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar pada Maret 2020 dan pengetatan setelah lebaran, natal, dan tahun baru.
“Seberapa ketat berarti mobilitas turun seberapa dalam. Apakah hanya 2 minggu, 1 bulan, atau bahkan bisa mencapai 2 bulan. Jadi seberapa dalam mobilitas harus ditekan dan seberapa lama pengetatan itu terjadi. Ini akan sangat menentukan,” jelas Menkeu.
Perekonomian Indonesia mengalami tren pemulihan yang baik di bulan April dan Mei 2021. Purchasing manufacture index menunjukkan ekspansi tertinggi. Inflasi menunjukkan permintaan yang meningkat. Indeks konsumsi masyarakat optimistis lebih dari 100. Indeks penjualan ritel dan konsumsi listrik juga menunjukkan pertumbuhan. Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, maka kerja sama seluruh pihak sangatlah menentukan.
"Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, maka semua harus bekerja sama. Pemerintah antar kementerian/lembaga, pemerintah pusat dan daerah, dan juga dengan masyarakat seluruhnya,” pungkas Menkeu.
Headline
LEAVE A REPLY