Jakarta, BIZNEWS.ID - Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri petrokimia agar bisa lebih berdaya saing global. Salah satu upaya strategis yang dijalankan seiring tren pasar saat ini adalah mengakselerasi industri pertrokimia menerapkan prinsip ekonomi sirkular.
“Pada industri petrokimia, implementasi ekonomi sirkular ini bisa melalui pendekatan dari konsep 5R, yakni reduce, reuse, recycle, refurbish, dan renew,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito di Jakarta, Jumat (21/10).
Warsito menjelaskan, konsep reduce, yaitu mengurangi penggunaan material berlebih dan energi dengan melakukan efisiensi bahan baku dan energi. Kemudian, reuse adalah menggunakan bersama-sama aset yang ada secara berulang-ulang, antara lain dengan penggunaan sistem utilitas bersama dalam satu kawasan. Sedangkan, recycle itu menggunakan kembali material yang ada.
“Konep refurbish adalah memanjangkan daur hidup material atau menggunakan material yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, seperti mendorong penggunaan waste sebagai energi alternatif untuk industri. Selanjutnya, renew atau memproritaskan penggunaan energi dan material terbarukan,” paparnya seperti dikutip kemenerin.go.id
Menurut Warsito, saat ini efisiensi energi sudah menjadi hal yang tidak asing di industri padat energi, seperti industri petrkomia. “Dalam hal ini, untuk industri petrokimia, study case pada industri pupuk yang dapat dijadikan best practice, antara lain adalah upaya substitusi sumber panas dari high pressure steam (HPS) ke medium pressure steam (MPS) pada pengering saringan molekuler,” sebutnya.
Selain itu, mengganti teknologi exhaust processing dari metode Cryogenic ke Permeable Membrane, melakukan optimasi gas buang (tail gas) sebagai bahan bakar, dan meningkatkan isolasi reformer atau reactor eksotermis.
Di sisi lain, tren sirkular ekonomi juga dapat berdampak pada berkurangnya permintaan “virgin polymer” global. Beberapa perusahaan sudah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik (virgin). “Hal ini mendorong industri petrokimia untuk mampu beradaptasi dan membangun strategi jangka panjang yang dapat mengintegrasikan bisnis model sirkular ekonomi ke dalam proses yang ada saat ini,” imbuhnya.
Langkah yang tidak kalah pentingnya adalah penggunaan energi dan material terbarukan. Dalam hal ini, industri petrokimia harus mampu menjawab permintaan pasar global terkait penggunaan energi terbarukan dan material yang ramah lingkungan.
“Misalnya, permintaan untuk mensubstitusi sebagian plastik konvensional dengan bioplastic yang dapat dikembangkan melalui R&D material yang mampu terdegradasi secara alami (bio-degradable),” tuturnya. Bahkan, penggunaan energi terbarukan dapat dilakukan di sektor industri petrokimia untuk mensubstitusi penggunaan listrik yang bersumber dari energi fosil.
Komitmen perusahaan
Direktur Legal, External Affairs dan Circular Economy PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk. Edi Rivai menegaskan, perusahaan berkomitmen untuk mempertahankan posisi sebagaipemimpin pasar, dengan didukung prinsip triple bottom line (Planet, People, Profit) dan melalui strategiEnvironment, Social and Governance (ESG). “Bagi kami, untuk memulaiperjalanan bisnis berkelanjutan, berarti kami terus meningkatkankinerja dan menciptakan kehidupan yang harmonis dengan masyarakat sekitar dan lingkungan,” ujarnya.
Adapun berbagai upaya yang telah dijalankan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical dalam mendukung ekonomi sirkular, di antaranya melalui kampanye #NabungSampahPlastik untuk internal karyawan. Dalam kampanye ini, karyawandiajak untuk memilah sampah dari rumah danmenerima nilai ekonomi dari sampah terpilah yangmereka setorkan.
“Kampanye akan berjalanselama satu tahun dan akumulasi sampah yang berhasildikumpulkan akan diumumkan pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023,” tutur Edi. Upaya lainnya, meningkatkan kualitas stabiltas jalan hingga 40% dengan menggunakan 4-6% sampah kantong belanja plastik ke dalam campuran aspal. “Targetnya bisa mencapai 100 KM di 2023. Inisiatif ini sejalan dengan Kepres No. 83 tahun 2018,” imbuhnya.
Chanra Asri juga mendukung program Jakarta Recycle Center(JRC) di wilayah Pesanggrahan, dengan menyediakan kantong plastik pemisahan sampah, dan memberikan materi edukasi untuk meminimalkan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Targetnya untuk mengumpulkan dari 200.000 rumah dengan potensi sampah yang diolah mencapai 48.000 ton pada 2023.
Selain itu, Chandra Asri telah membangunIndustri Pengelolaan Sampah Terpadu – Atasi Sampah, Kelola Mandiri (IPST ASARI) di Cilegon. Fasilitas ini memiliki kapasitashingga 8.000 kilogram sampah plastik per bulan danmengoperasikan mesin pirolisis dengankapasitas 100 kg per batch. “Mesin pirolisis mengolahsampah plastik menjadi BBM Plas yang dapat digunakankembali oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari,” ungkap Edi.
Berikutnya, membuat program SAGARA, yakni kolaborasi antara Chandra Asri dan nelayan diwilayah Anyer, Kabupaten Serang untuk mengumpulkan sampah plastikdi lautan melalui ekonomi sirkular dan pengembanganmasyarakat. Chandra Asri memperbesar cakupan wilayah untuk mengumpulkan sampah plastik dari masyarakat pesisir untuk mencegah sampah plastik masuk ke laut, dengan kolaborasi bersama Bank Sampah Digital (BSD).
“Hasil sampah plastik yang terkumpul akan dikonversikan menjadi tabungan untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari. Sampah plastik bernilai rendah akan dikelola melalui sistem pirolisis di IPST ASARI dan hasilnya akan digunakan untuk keperluan masyarakat dan nelayan,” tandasnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Fajar Budiono menyampaikan, pemerintah perlu memberikan insentif kepada industri yang menerapkan ekonomi sirkular guna mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan mengatasi peningkatan limbah sampah di dalam negeri. “Kegiatan ekonomi sirkular bisa membantu pemerintah dalam mencegah peningkatan impor bahan baku petrokimia serta bisa mengurangi limbah sampah,” terangnya.
LEAVE A REPLY