Jakarta, BIZNEWS.ID - Hasil riset Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) bertajuk The Future of Jobs Report 2020, mengungkap fenomena "disrupsi ganda" akibat pandemi serta otomatisasi pekerjaan. Diperkirakan hingga 2025, 43 persen perusahaan akan mengurangi tenaga kerja karena integrasi teknologi. Di sisi lain, profesi baru dan berkembang seperti geodetik surveyor, insinyur elektrikal dan insinyur energi, diestimasi meningkat 13 persen.
Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi para pencari kerja. Jika tak membekali diri dengan kompetensi yang mumpuni, bersaing di bursa kerja akan terasa sangat berat. Perang bakat dan keterampilan tak lagi jadi fokus utama. Kemampuan menyesuaikan kompetensi diri dengan kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja adalah kunci keberhasilan.
"Guna menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri, Universitas Pertamina meningkatkan kerja sama dengan Universiti Teknologi Petronas Malaysia. Khususnya dalam program gelar sarjana ganda atau dual degree, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta kolaborasi penelitian," ungkap Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, Ph.D., Rektor Universitas Pertamina dalam wawancara daring, baru-baru ini.
Kerja sama kedua institusi telah terjalin sejak 2017 silam. Sebanyak 72 mahasiswa dari kedua kampus menjalani pertukaran pelajar. Kemudian, 13 dosen Universiti Teknologi Petronas mengajar di Universitas Pertamina pada semester genap tahun ini. Untuk semester ganjil tahun ajaran baru mendatang, akan ada 13 dosen Universitas Pertamina yang mengajar di Universiti Teknologi Petronas.
Pengalaman berkuliah di kampus luar negeri, lanjut Prof Wirat, akan memperluas wawasan mahasiswa. Berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya berbeda juga akan membantu mereka dalam meningkatkan adaptabilitas. “Bagi mahasiswa, ini akan membantu meningkatkan kompetensi diri untuk bersaing di era pasar bebas. Bagi para dosen, kesempatan mengajar di kampus luar negeri akan memperluas jejaring internasional mereka,” ujar Prof Wirat.
Sementara itu, Prof. Dr. Mohamed Ibrahim Abdul Mutalib, Vice-Chancellor Universiti Teknologi Petronas, mengungkap program dual degree memungkinkan mahasiswa dari UP belajar di dua negara, dan lulus dengan dua gelar sekaligus. Hanya dalam jangka waktu belajar empat tahun.
“Skema perkuliahan adalah 2 plus 2. Yakni, mahasiswa Universitas Pertamina belajar dua tahun di Indonesia, kemudian dua tahun di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. Tersedia pula skema fast-track, dimana mahasiswa Universitas Pertamina bisa mengambil program sarjana di Universitas Pertamina dan melanjutkan program pascasarjana di Universiti Teknologi Petronas dengan waktu yang lebih singkat,” jelasnya.
Terpilihnya Universiti Teknologi Petronas sebagai kampus mitra bukan tanpa alasan. Perguruan tinggi milik perusahaan migas multinasional, Petronas, tersebut menempati urutan ke-439 pada QS World University Rankings 2021 dan berada di urutan ke-70 pada QS Asia University Rankings 2021. Kedua universitas juga memiliki kesamaan tujuan untuk membangun industry-oriented university.
Home
Teknologi
Internasionalisasi Lulusan, Universitas Pertamina Gandeng Universiti Teknologi Petronas
LEAVE A REPLY