Jakarta, BIZNEWS.ID - Wabah pandemi covid 19 yang menghantam perekonomian Indonesia membuat banyak sektor usaha dan UMKM ikut terpukul, salah satunya adalah startup. Namun demikian, ditengah musibah ini, masih banyak startup yang bertahan bahkan semakin meroket.
"Setidaknya ada tiga hal yang membuat bisnis startup tetap bertahan di masa pandemi, yaitu inovasi, produk dan kolabrasi serta service excellence atau layanan customer,” ujar Public Relation & Marcomm Paxel, Inayu Dwinanda dalam webinar nasional yang digelar STIE Bisnis Indonesia dan Forum Jurnalis dengan tema "Startup di Masa Pandemi, Bertahankah" Sabtu, 21/8/2021.
Hadir 3 narasumber dalam webinar kekinian ini, adalah Public Relation & Marcomm Paxel Inayu Dwinanda, CEO hajjatan.com, Rizky Fauzi dan CEO Kopimasadepan, Awkash Lunju Hesrio.
Menurut Inayu, dengan teknologi yang terus berkembang, startup bisa melakukan update aplikasi dengan virtual yang lebih bervariasi sehingga para customer menjadi lebih nyaman. "Paxel menerapkan apps 2.0 dan fitur baru, paxelmarket dan paxel lebih bertekad menjadi logisitik terpercaya bagi UMKM kuliner online di Indonesia,” tambah Inayu.
Selain itu, menurutnya, untuk memperluas jangkauan pasar perlu adanya kerjasama atau kolaborasi dengan pihak lain. "kolaborasi ini akan memberikan bigger exposure dan bigger awarnes yang akhirnya akan nge-lead ke traffic and sales yang sangat berpengaruh pada daya tahan bisnis secara tidak langsung. Namun, satu yang tak kalah penting adalah layanan kepada customer, ini yang membuat paxel berkeinginan menjadi leader di pengiriman," lanjutnya.
Pernyataan Inayu tersebut juga diiyakan oleh CEO Kopi Masadepan, Awkash Lunju Hesrio. Menurutnya, di masa pandemi ini inovasi sangat dibutuhkan terutama ekposure agar brand bisnis tetap Highlight di berbagai platform sosial media. Selain itu yang tak kalah penting adanya konsistensi terhadap brand bisnis dan tim yang solid.
Menanggapi hal tersebut, Enterprenuer and professional, Danang Sangga Buana mengatakan pandemi wabah covid-19 yang hampir dua tahun melanda Indonesia mempercepat kelahiran banyak startup karena masyarakat dipaksa untuk beraktivitas dirumah dan melakukan kegiatan secara online.
Menurutnya, saat ini pelaku startup sangat diuntungkan dengan perkembangan teknologi dimana pemerintah telah membuat regulasi untuk mengembangkan industri digital dan mendorong swasta dan pelaku bisnis lainnya untuk memberikan pembiayaan startup yang sedang tumbuh. "Saat ini regulasi dan infrastruktur sudah disiapkan oleh pemerintah, permodalan ada dan ditambah budaya masyarakat yang digital minded. Jika dikelola dengan baik maka startup bisa besar dan dengan kapitalisasi besar bisa masuk ke dalam bursa saham," Ujar Danang S. Buwana yang juga anggota Komisi Penyiaran Indonesia 2013-2016.
Sementara itu, Ketua panitia Webinar Nasional Suhendra Atmaja dalam sambutannya menyatakan apresiasinya kepada seluruh narasumber dan peserta yang hadir dari hampir seluruh Indonesia dan didominasi oleh pelajar dan mahasiswa.
Menurutnya, perkembangan teknologi dan tumbuhnya ekonomi memunculkan peluang bagi pengusaha muda untuk merintis usaha startup. Meski diterpa pandemi, Indonesia menjadi ladang yang subur bagi pasar startup. "Terbukti Indonesia berada di posisi ke 5 dunia dengan 2193 startup pada 2019 dibawah Amerika, India, Inggris dan kanada. Tidak hanya kuantitas tapi kualitasnya mumpuni dengan munculnya unicorn dengan valuasi lebih dari 1 juta dolar AS dan decacom yang nilainya lebih dari 10 juta dolar AS," ujar calon doktor UNPAD Bandung ini. *
"Setidaknya ada tiga hal yang membuat bisnis startup tetap bertahan di masa pandemi, yaitu inovasi, produk dan kolabrasi serta service excellence atau layanan customer,” ujar Public Relation & Marcomm Paxel, Inayu Dwinanda dalam webinar nasional yang digelar STIE Bisnis Indonesia dan Forum Jurnalis dengan tema "Startup di Masa Pandemi, Bertahankah" Sabtu, 21/8/2021.
Hadir 3 narasumber dalam webinar kekinian ini, adalah Public Relation & Marcomm Paxel Inayu Dwinanda, CEO hajjatan.com, Rizky Fauzi dan CEO Kopimasadepan, Awkash Lunju Hesrio.
Menurut Inayu, dengan teknologi yang terus berkembang, startup bisa melakukan update aplikasi dengan virtual yang lebih bervariasi sehingga para customer menjadi lebih nyaman. "Paxel menerapkan apps 2.0 dan fitur baru, paxelmarket dan paxel lebih bertekad menjadi logisitik terpercaya bagi UMKM kuliner online di Indonesia,” tambah Inayu.
Selain itu, menurutnya, untuk memperluas jangkauan pasar perlu adanya kerjasama atau kolaborasi dengan pihak lain. "kolaborasi ini akan memberikan bigger exposure dan bigger awarnes yang akhirnya akan nge-lead ke traffic and sales yang sangat berpengaruh pada daya tahan bisnis secara tidak langsung. Namun, satu yang tak kalah penting adalah layanan kepada customer, ini yang membuat paxel berkeinginan menjadi leader di pengiriman," lanjutnya.
Pernyataan Inayu tersebut juga diiyakan oleh CEO Kopi Masadepan, Awkash Lunju Hesrio. Menurutnya, di masa pandemi ini inovasi sangat dibutuhkan terutama ekposure agar brand bisnis tetap Highlight di berbagai platform sosial media. Selain itu yang tak kalah penting adanya konsistensi terhadap brand bisnis dan tim yang solid.
Menanggapi hal tersebut, Enterprenuer and professional, Danang Sangga Buana mengatakan pandemi wabah covid-19 yang hampir dua tahun melanda Indonesia mempercepat kelahiran banyak startup karena masyarakat dipaksa untuk beraktivitas dirumah dan melakukan kegiatan secara online.
Menurutnya, saat ini pelaku startup sangat diuntungkan dengan perkembangan teknologi dimana pemerintah telah membuat regulasi untuk mengembangkan industri digital dan mendorong swasta dan pelaku bisnis lainnya untuk memberikan pembiayaan startup yang sedang tumbuh. "Saat ini regulasi dan infrastruktur sudah disiapkan oleh pemerintah, permodalan ada dan ditambah budaya masyarakat yang digital minded. Jika dikelola dengan baik maka startup bisa besar dan dengan kapitalisasi besar bisa masuk ke dalam bursa saham," Ujar Danang S. Buwana yang juga anggota Komisi Penyiaran Indonesia 2013-2016.
Sementara itu, Ketua panitia Webinar Nasional Suhendra Atmaja dalam sambutannya menyatakan apresiasinya kepada seluruh narasumber dan peserta yang hadir dari hampir seluruh Indonesia dan didominasi oleh pelajar dan mahasiswa.
Menurutnya, perkembangan teknologi dan tumbuhnya ekonomi memunculkan peluang bagi pengusaha muda untuk merintis usaha startup. Meski diterpa pandemi, Indonesia menjadi ladang yang subur bagi pasar startup. "Terbukti Indonesia berada di posisi ke 5 dunia dengan 2193 startup pada 2019 dibawah Amerika, India, Inggris dan kanada. Tidak hanya kuantitas tapi kualitasnya mumpuni dengan munculnya unicorn dengan valuasi lebih dari 1 juta dolar AS dan decacom yang nilainya lebih dari 10 juta dolar AS," ujar calon doktor UNPAD Bandung ini. *
LEAVE A REPLY