Jakarta, BIZNEWS.ID - Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) dengan para menteri kabinetnya dan Komite COVID-19 membahas penanganan virus corona, pada Senin (28/9). Dalam rapat itu, dibahas sejumlah strategi pemerintah menekan penularan virus corona. Misalnya, intervensi pemerintah berbasis lokal yang dinilai lebih efektif menekan penyebaran COVID-19.
"Yang berkaitan dengan intervensi berbasis lokal, saya sampaikan bahwa ini agar disampaikan ke provinsi, kabupaten, kota untuk pembatasan secara mikro, baik di tingkat desa, RT, RW, kantor, itu lebih efektif," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, pembatasan berskala lokal di tingkat RT/RW secara berulang lebih efektif menekan penyebaran virus daripada membatasi satu provinsi. Sebab ia menilai pembatasan berskala besar justru akan merugikan banyak orang.
Selain itu dalam rapat Jokowi memberikan beberapa instruksi baru kepada jajaran kabinet. Mulai dari angka kematian harus diturunkan dan angka kesembuhan ditingkatkan. Jokowi mengungkapkan, rata-rata kasus aktif virus corona di Indonesia saat ini mencapai 22,46 persen.
"Data yang saya peroleh per 27 September 2020, rata-rata kasus aktif di Indonesia itu 22,46 persen. Ini sedikit lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23,13 persen. Saya pikir ini baik untuk terus diperbaiki lagi," kata Jokowi.
Sementara untuk rata-rata angka kematian menurun. Meski kalau dibandingkan dengan rata-rata angka kematian dunia masih lebih tinggi.
"Dibandingkan dengan 2 bulan lalu, rata-rata kematian menurun jadi 4,33 persen menjadi 3,77 persen. Meskipun kalau dibandingkan rata-rata kematian dunia kita masih sedikit tinggi karena mencapai 3,1 persen. Ini jadi tugas bersama untuk menekan lagi agar rata-rata kematian terus menurun," ucap Jokowi.
Jokowi meminta jajarannya agar dalam penanganan pasien, semuanya mengacu pada standar yang telah dikeluarkan Kemenkes. Ia berharap dengan standar ini, angka kematian dapat terus menurun dan angka kesembuhan dapat ditingkatkan.
Jokowi juga membahas soal vaksin corona dalam rapat bersama jajaran kabinet Indonesia Maju. Jokowi meminta perencanaan detail soal vaksin harus sudah dimulai pekan ini.
"Untuk rencana vaksinasi, suntikan vaksin direncanakan secara detail dan seawal mungkin. Saya minta minggu ini ada perencanaan yang detail," kata Jokowi. "Kapan dimulai, lokasinya di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama," tambah dia.
Saat ini, vaksin corona asal China, Sinovac, menjadi vaksin yang paling mendekati rampung di akhir tahun. Uji klinis Sinovac di Bandung sedang memasuki tahap 3, yakni diuji coba ke relawan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menginginkan perencanaan vaksin terencana dengan baik. Sehingga, ketika sudah tersedia, vaksin langsung disuntikkan ke masyarakat.
"Semuanya harus terencana dengan baik, sehingga saat vaksin ada itu tinggal langsung implementasi pelaksanaan di lapangan," ucap Jokowi. Terkahir, dalam rapat itu Jokowi menyinggung pencegahan penyebaran virus corona dalam pelaksanaan Pilkada 2020.
Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Kebijakan Komite COVID-19, Airlangga Hartarto, mengatakan Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal Idham Aziz untuk bertindak tegas menertibkan pelaksanaan protokol corona selama Pilkada 2020.
"Catatan Presiden adalah terkait pilkada, berharap agar Kapolri bisa secara tegas menjaga protokol kesehatan dalam pelaksanaan Pilkada," kata Airlangga Hartarto setelah rapat.
Airlangga menjelaskan, penindakan tegas terhadap pelanggar protokol corona selama pilkada sungguh penting dilakukan. Langkah ini perlu untuk mencegah penyebaran virus corona selama Pilkada 2020. Demikian Kumparan
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY