Keterangan Gambar : Ilustrasi: Kegiatan Praktikum Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin di Laboratorium Universitas Pertamina
Jakarta, BIZNEWS.ID - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat jumlah emisi gas rumah kaca Indonesia tahun 2019 mencapai 1,86 miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Emisi gas rumah kaca nasional terbesar disumbang dari sektor energi yakni mencapai 638,8 juta ton CO2e dan pemanfaatan hutan dan lahan, sebesar 468,4 juta CO2e.
Melansir dari situs All The Science Organization, salah satu solusi untuk mengatasi tingginya jumlah emisi gas rumah kaca yakni dengan menerapkan sustainable engineering. Sustainable engineering memiliki misi untuk merancang dan mengoperasikan sebuah sistem industri dengan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan.
Untuk merumuskan solusi sustainable engineering, Universitas Pertamina akan menyelenggarakan International Conference on Sustainable Engineering, Infrastructure, and Development (ICO-SEID) dengan tema besar Green Energy and Policy for Sustainable Development.
“Saat ini transisi energi dan net zero emission telah menjadi isu yang hangat diperbincangkan di masyarakat. Konferensi ICO-SEID hadir sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang sustainable engineering, infrastructure and development guna mendukung transisi energi dan net zero emission,” jelas Ir. Tota Simatupang, M.Eng., Ph.D., Dekan Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Perencanaan Infrastruktur Universitas Pertamina.
Bagi akademisi maupun praktisi dari sektor swasta maupun pemerintahan yang ingin berpartisipasi dalam konferensi ICO-SEID, pendaftaran dan penyerahan abstrak dibuka hingga Jumat, 14 Oktober 2022. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait topik yang dapat dipresentasikan, dapat mengunjungi laman https://icoseid.universitaspertamina.ac.id/
Tota melanjutkan, sustainable engineering, infrastructure, and development merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Guna mencapai 14 tujuan pada sustainable development (SDGs), harus ditopang oleh sustainable engineering and infrastructure. “Sebagai contoh, untuk mewujudkan SDG terkait energi bersih, Indonesia perlahan mulai beralih ke energi surya dan bayu yang lebih sedikit memproduksi emisi gas rumah kaca,” ungkapnya.
Khusnun Widiyati, S.T., M.Eng., Ph.D., selaku project leader ICO-SEID mengatakan, konferensi ini diharapkan dapat menjadi jalan pembuka bagi inovasi-inovasi baru di bidang engineering dan energi bersih. “Kami berkeinginan agar konferensi ini bisa menjadi ajang untuk mengkaji kebijakan transisi energi di lingkup global. Dan bisa bersama-sama merumuskan solusi baru untuk menggalakkan sustainable engineering, infrastructure and development,” ujar Khusnun.
Adapun paper yang diterima dalam konferensi ICO-SEID akan diterbitkan dalam proceeding dengan penerbit European Alliance for Innovation (EAI), dan jurnal Fakultas Perencanaan Infrastruktur yakni Journal of Sustainable Infrastructure (JSI), serta jurnal Fakultas Teknologi Industri yaitu Journal of Emerging Supply Chain, Clean Energy and Process Engineering (JESCEE).
Sejumlah pembicara ternama akan turut hadir meramaikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada 23 hingga 24 November 2022. Diantaranya Dr. (H.C) Ir. H. Mochammad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tahun 2000-2009.
LEAVE A REPLY