Jakarta, BIZNEWS.ID - Seluruh fraksi partai di DPR menyetujui kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2021 (KEM PPKF 2021). Dengan demikian, kerangka ekonomi makro dalam tersebuti bisa dilanjutkan untuk dibahas dalam tahap berikutnya, sebelum nantinya dibacakan Presiden Jokowi dalam Nota Keuangan pada Agustus mendatang.
Dalam pandangan akhir Fraksi, Juru Bicara Partai Nasdem Charles Meikyansah menilai target pertumbuhan ekonomi pemerintah tersebut terlampau optimistis dan cukup tinggi. Pasalnya, hingga saat ini pemulihan ekonomi belum berjalan baik dan belum ada kepastian mengenai ujung dari pandemi Covid-19.
Charles Meikyansah yang juga anggota Komisi 4 DPR RI ini mengatakan Kerangka kerja ekonomi makro Indonesia mengalami koreksi akibat adanya pandemi yang melanda seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. "Pada tahun 2021 mendatang pemerintah terlihat serius untuk mengelola dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia, dengan berfokus kepada upaya-upaya pemulihan ekonomi serta reformasi masalah fundamental ekonomi jangka menengah panjang," Ujar juru bicara Partai Nasdem Senin (15/6) saat rapat paripurna di gedung DPR RI bersama menteri keuangan dan menteri bappenas.
Menurutnya, Salah satu sektor perlu mendapatkan perhatian pemerintah adalah sektor pertanian, yang merupakan sektor terbesar yang berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat Indonesia.
"Pada masa Pandemi Covid-19 terjadi penurunan kesejahteraan petani, yang dapat dilihat berdasarkan Data Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) yang mengalami penurunan. Penurunan NTP sebesar 102,09 atau turun 1,22 persen dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya," tambahnya.
Berkaca pada data tersebut, lanjutnya, penting untuk pemerintah memperhatikan kesejahteraan petani dengan cara melakukan intervensi kebijakan yang berpihak kepada petani. Penurunan NTP dan NTUP berdampak tidak baik terhadap petani, khususnya di tengah perlambatan ekonomi di tengah pandemi saatini.
"Dalam kondisi krisis seperti sekarang ini, kita perlu memiliki keberpihakan terhadap kelompok rentan. Apalagi mengingkat sebagian besar dari penduduk kita di Indonesia, berpofesis ebagai petani. Data dari Food Agricultural and Organization (FAO) tahun 2018 menunjukkan bahwa 93 persen mayoritas petani Indonesia adalah petani kecil (smallholder farmers)," lanjut anggota DPR dari Dapil 4 Jatim Partai Nasdem ini.
Di akhir tanggapannya, Fraksi Partai Nasdem menilai Kebijakan yang tepat di sektor pertanian sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi, misalnya dengan cara pembelian alat dan mesin pertanian (alsintan) yang kemudian berdampak terhadap produksi yang meningkat.
"Keberhasilan Kementerian Pertanian alam menjaga performa baiknya sangat berpengaruh terhadap ekonomi nasional. Misalnya kita bisa melihat data Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan 1 tahun 2020 tumbuh positif 12,84 persen (y on y) dibandingkan triwulan 1 tahun 2019 lalu, sebesar 12,65 persen. Meski hanya tumbuh 0,02 persen, PDB Pertanian adalah ketiga terbesar kontribusinya bagi PDB nasional di triwulan 1 tahun 2020," lanjut Charles.
Fraksi Partai Nasdem berpendapat Pertumbuhan dan kontribusi ini tentu harus diapresiasi di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini. "Agar sektor pertanian tetap tumbuh secara positif di masa yang rentan ini akibat Covid-19, pemerintah harus tetap bisa mempertahankan performa yang baik di sektor pertanian, terutama untuk memberikan bantuan kepada petani. Utamanya yang sangat penting adalah menjaga kesejahteraan petani tetap baik di tengah pandemi, melalui peningkatan NTP dan NTUP," tutpnya.
Sekadar informasi usulan asumsi dasar pemerintah dalam dokumen KEM PPKF sebagai berikut, untuk pertumbuhan ekonomi antara 4,5-5,5%, inflasi 2,0-4,0%, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 6,67-9,56%, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 14.900-Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya, harga minyak alias ICP di kisaran US$ 40-50 per barel. Sedangkan lifting minyak berada di antara 677-737 ribu barel per hari, dan lifting gas sebesar 1.085 ribu sampai 1.173 ribu setara minyak.
Headline
LEAVE A REPLY