Keterangan Gambar : Siswa SD BPK PENABUR yang menamakan diri Gatotkaca TEAM memampilkan karya robotic untuk penanganan sampah.
Biznews.id - Jakarta - Lembaga pendidikan BPK PENABUR tak hanya konsen dalam pengembangan akademik, tapi juga menggali dan menyalurkan kreativitas anak-anak didik yang diyakini mampu menunjang keterampilan Abad 21. Penguasaan keterampilan Abad 21 mencakup 6-C, Character (karakter), Citizenship (kewarganegaraan), Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (kreatif), Collaboration (kolaborasi), dan Communication (komunikasi) menjadi standar bagi siswa didik di era revolusi industri 5.0.
Untuk mengimplementasikan program tersebut, BPK PENABUR kembali menggelar kegiatan lomba kreatifitas dan inovasi siswa bertajuk 'PENABUR Kids Fest 2024' (PKF) di SDK PENABUR Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (2/3). Lomba kreatifitas dan inovasi multi bidang, mulai dari seni hingga sains ini diikuti sebanyak 267 siswa Sekolah Dasar (SD) dari 20 sekolah BPK PENABUR di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Kenny Lim mengatakan tujuan dari penyelenggaraan PENABUR Kids Fest 2024 adalah memberi ruang dan fasilitas pada setiap siswa agar bisa mengeksplorasi ide, kreativitas sehingga memiliki kompetensi yang relevan di masa depan.
"Kita gali kemampuan mereka untuk mengaplikasikan Pembelajar Abad 21. Bagaimana kita menyiapkan anak-anak kita supaya mempunyai kompetensi yang relevan untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang," kata Kenny Lim.
Selain kegiatan seni budaya dan lainnya, kata Kenny, puncak PKF 2024, Sabtu 2 Maret, juga diadakan eksebisi coding dan robotik hasil kreatifitas dan inovasi para siswa Sekolah Dasar BPK PENABUR.
"Inovasi robotik yang dibuat anak-anak sangat luar biasa. Mereka sangat antusias mengerjakan project yang mereka buat. Karyanya sangat beragam, salah satunya adalah project robotik yang bisa memilih sampah," paparnya.
Kurikulum Merdeka Belajar
Hal senada disampaikan Deputi Direktur Pelaksana BPK Penabur Jakarta, Etiwati. Program yang dijalankan BPK PENABUR ini juga searah dengan tujuan kurikulum Merdeka Belajar pemerintah, di mana dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan bakat. Seiring dengan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, kata Etiwati, minat dan bakat siswa tak lagi dibatasi seperti dulu. Kini para siswa bisa memilih disiplin ilmu yang ingin mereka pelajari.
"Kalau dulu kan di jenjang SLTA atau SMA, siswa langsung dibatasi jurusan IPA atau IPS. Tapi kalau sekarang di BPK Penabur anak-anak bisa memilih. Mereka bisa memilih fisika dan ekonomi. Ini untuk SMAnya," terangnya.
"Untuk jenjang SD dengan adanya pendekatan Project Based Learning, anak-anak bukan hanya belajar tentang teori-teorinya saja. Tapi mereka juga berpikir untuk membuat konsepnya. Kemudian step-step untuk mempraktikkan. Bahkan untuk mengkomunikasikan," imbuhnya.
Menurut Etiwati, Merdeka Belajar adalah bentuk kurikulum yang memerdekakan anak untuk bisa mengeksplor kemampuan dirinya sendiri.
"Jadi tidak dibatasi," tandasnya.
Kurikulum yang adaptif dan akomodatif tersebut ternyata berdampak positif dan memacu siswa untuk kreatif dan inovatif.
"Ternyata ide anak-anak itu kan luar biasa. Dalam praktik pembuatan coding misalnya yang bertema anti bullying. Kemudian ada robotik yang membantu mereka yang tunadaksa. Lalu ada robot untuk membersihkan kotoran hewan dan ada juga membuat robot untuk
pintu otomatis," paparnya.
"Bahkan tadi di Project Based Learning, ada beberapa anak yang membuat kulkas dari barang-barang bekas yaitu Styrofoam. Kemudian mesinnya dibuat secara khusus. Kulkas buatan mereka bisa mendinginkan air sampai 10 derajat," tambahnya.
Etiwati menekankan kreatifitas dan inovasi yang ditunjukkan para siswa adalah penerjemahan kurikulum Merdeka Belajar dalam kehidupan sehari-hari yang dijalankan oleh BPK PENABUR.
"Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengeksplor potensi yang ada dalam dirinya," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan BPK PENABUR Adri Lazuardi mengatakan para pendidik di BPK PENABUR serius mengembangkan potensi siswa. Mempersiapkan siswa menjadi SDM unggul berdaya saing di era yang kini telah memasuki era industrial 4.0. Bahkan sudah ada negara yang masuk 5.0.
"Generasi muda tidak boleh hanya menjadi penikmat tetapi harus bisa menjadi pembuat. Mampu melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif demi mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang akan datang," tukasnya.
Sejalan dengan misi tersebut, BPK PENABUR Jakarta gencar melaksanakan berbagai program intrakurikuler, antara lain pada kegiatan Project Based Learning, Problem Based Learning, Inquiry Learning, dan Discovery Learning.
Penguatan dari sisi kurikuler juga dilakukan, antara lain melalui program P5 yaitu Field Trip, Pesta Siaga, Jambore, Spirit of Braveness, dan Tamu Kita. Didukung dengan beragam pilihan ekstrakurikuler, seperti robotic, coding, photography, graphic design, public speaking, english fun, presenter, content creator, basic design, digital painting, dan cinematography.
Kegiatan PKF 2024 ini mendapat apresiasi dari masyarakat luas, terlebih para praktisi teknologi yang konsen dalam programer dan robotic. Sebut saja Yohanes Kurnia, Santoso Gondowijoyo, Fanky Christian yang menjadi Observer Robotic di PKF 2024 BPK PENABUR. Mereka menilai PKF perlu dirawat dan dilanjutkan, sehingga potensi dan bakat para siswa terjaga dan bisa terus tersalurkan. Jika dibina dan diarahkan dengan baik, bukan mustahil anak-anak akan melahirkan karya inovatif lebih besar dan bisa mengangkat nama bangsa Indonesia di level internasional.
BPK PENABUR rupanya sudah memahami akan harapan dari Observer Robotic tersebut, karena pada PKF tahun-tahun sebelumnya telah melahirkan sejumlah siswa yang mampu berbicara di level internasional. Karena itu, bagi siswa yang dinilai memiliki potensi dan bakat mendalam, BPK PENABUR akan terus membinanya, dan memberi kesempatan pada ajang robotic di level nasional, bahkan internasional, seperti AIRO.(Dens)
Untuk mengimplementasikan program tersebut, BPK PENABUR kembali menggelar kegiatan lomba kreatifitas dan inovasi siswa bertajuk 'PENABUR Kids Fest 2024' (PKF) di SDK PENABUR Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (2/3). Lomba kreatifitas dan inovasi multi bidang, mulai dari seni hingga sains ini diikuti sebanyak 267 siswa Sekolah Dasar (SD) dari 20 sekolah BPK PENABUR di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Kenny Lim mengatakan tujuan dari penyelenggaraan PENABUR Kids Fest 2024 adalah memberi ruang dan fasilitas pada setiap siswa agar bisa mengeksplorasi ide, kreativitas sehingga memiliki kompetensi yang relevan di masa depan.
"Kita gali kemampuan mereka untuk mengaplikasikan Pembelajar Abad 21. Bagaimana kita menyiapkan anak-anak kita supaya mempunyai kompetensi yang relevan untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang," kata Kenny Lim.
Selain kegiatan seni budaya dan lainnya, kata Kenny, puncak PKF 2024, Sabtu 2 Maret, juga diadakan eksebisi coding dan robotik hasil kreatifitas dan inovasi para siswa Sekolah Dasar BPK PENABUR.
"Inovasi robotik yang dibuat anak-anak sangat luar biasa. Mereka sangat antusias mengerjakan project yang mereka buat. Karyanya sangat beragam, salah satunya adalah project robotik yang bisa memilih sampah," paparnya.
Kurikulum Merdeka Belajar
Hal senada disampaikan Deputi Direktur Pelaksana BPK Penabur Jakarta, Etiwati. Program yang dijalankan BPK PENABUR ini juga searah dengan tujuan kurikulum Merdeka Belajar pemerintah, di mana dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan bakat. Seiring dengan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, kata Etiwati, minat dan bakat siswa tak lagi dibatasi seperti dulu. Kini para siswa bisa memilih disiplin ilmu yang ingin mereka pelajari.
"Kalau dulu kan di jenjang SLTA atau SMA, siswa langsung dibatasi jurusan IPA atau IPS. Tapi kalau sekarang di BPK Penabur anak-anak bisa memilih. Mereka bisa memilih fisika dan ekonomi. Ini untuk SMAnya," terangnya.
"Untuk jenjang SD dengan adanya pendekatan Project Based Learning, anak-anak bukan hanya belajar tentang teori-teorinya saja. Tapi mereka juga berpikir untuk membuat konsepnya. Kemudian step-step untuk mempraktikkan. Bahkan untuk mengkomunikasikan," imbuhnya.
Menurut Etiwati, Merdeka Belajar adalah bentuk kurikulum yang memerdekakan anak untuk bisa mengeksplor kemampuan dirinya sendiri.
"Jadi tidak dibatasi," tandasnya.
Kurikulum yang adaptif dan akomodatif tersebut ternyata berdampak positif dan memacu siswa untuk kreatif dan inovatif.
"Ternyata ide anak-anak itu kan luar biasa. Dalam praktik pembuatan coding misalnya yang bertema anti bullying. Kemudian ada robotik yang membantu mereka yang tunadaksa. Lalu ada robot untuk membersihkan kotoran hewan dan ada juga membuat robot untuk
pintu otomatis," paparnya.
"Bahkan tadi di Project Based Learning, ada beberapa anak yang membuat kulkas dari barang-barang bekas yaitu Styrofoam. Kemudian mesinnya dibuat secara khusus. Kulkas buatan mereka bisa mendinginkan air sampai 10 derajat," tambahnya.
Etiwati menekankan kreatifitas dan inovasi yang ditunjukkan para siswa adalah penerjemahan kurikulum Merdeka Belajar dalam kehidupan sehari-hari yang dijalankan oleh BPK PENABUR.
"Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengeksplor potensi yang ada dalam dirinya," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan BPK PENABUR Adri Lazuardi mengatakan para pendidik di BPK PENABUR serius mengembangkan potensi siswa. Mempersiapkan siswa menjadi SDM unggul berdaya saing di era yang kini telah memasuki era industrial 4.0. Bahkan sudah ada negara yang masuk 5.0.
"Generasi muda tidak boleh hanya menjadi penikmat tetapi harus bisa menjadi pembuat. Mampu melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif demi mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang akan datang," tukasnya.
Sejalan dengan misi tersebut, BPK PENABUR Jakarta gencar melaksanakan berbagai program intrakurikuler, antara lain pada kegiatan Project Based Learning, Problem Based Learning, Inquiry Learning, dan Discovery Learning.
Penguatan dari sisi kurikuler juga dilakukan, antara lain melalui program P5 yaitu Field Trip, Pesta Siaga, Jambore, Spirit of Braveness, dan Tamu Kita. Didukung dengan beragam pilihan ekstrakurikuler, seperti robotic, coding, photography, graphic design, public speaking, english fun, presenter, content creator, basic design, digital painting, dan cinematography.
Kegiatan PKF 2024 ini mendapat apresiasi dari masyarakat luas, terlebih para praktisi teknologi yang konsen dalam programer dan robotic. Sebut saja Yohanes Kurnia, Santoso Gondowijoyo, Fanky Christian yang menjadi Observer Robotic di PKF 2024 BPK PENABUR. Mereka menilai PKF perlu dirawat dan dilanjutkan, sehingga potensi dan bakat para siswa terjaga dan bisa terus tersalurkan. Jika dibina dan diarahkan dengan baik, bukan mustahil anak-anak akan melahirkan karya inovatif lebih besar dan bisa mengangkat nama bangsa Indonesia di level internasional.
BPK PENABUR rupanya sudah memahami akan harapan dari Observer Robotic tersebut, karena pada PKF tahun-tahun sebelumnya telah melahirkan sejumlah siswa yang mampu berbicara di level internasional. Karena itu, bagi siswa yang dinilai memiliki potensi dan bakat mendalam, BPK PENABUR akan terus membinanya, dan memberi kesempatan pada ajang robotic di level nasional, bahkan internasional, seperti AIRO.(Dens)
LEAVE A REPLY