Jakarta, BIZNEWS.ID - Mengatur pola makan adalah cara paling mudah untuk menjaga kesehatan jantung. Tentunya, dibarengi dengan penerapan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin dan berhenti merokok.
Peradangan, tekanan darah, kolesterol, dan berbagai masalah lain disebabkan apa yang dimakan seseorang. Berikut enam jenis diet yang direkomendasikan pakar diet Kelli McGrane, dikutip dari laman Healthline, Senin (23/11).
1. Diet Mediterania
Asal-usul diet Mediterania mengadaptasi pola makan tradisional di Yunani dan Italia Selatan pada 1960-an. Secara umum, diet ini mengutamakan asupan makanan alami seperti gandum utuh, buah, sayur, ikan, biji-bijian, dan minyak zaitun.
Pilihan menu lain yakni susu rendah lemak, unggas, dan telur. Daging merah dan gula berlebih menjadi pantangan pelaku diet ini. Tinjauan riset yang menganalisis 11 studi menunjukkan, diet Mediterania menurunkan risiko penyakit jantung hingga 40 persen.
2. DASH
Dietary Approaches to Stop Hypertension alias DASH dirancang khusus untuk mencegah dan menangani tekanan darah tinggi. Serupa dengan diet Mediterania, sebenarnya DASH tidak terlalu ketat membatasi makanan.
Menurut studi, DASH menekan risiko penyakit jantung hingga 20 persen, mengurangi 19 persen risiko stroke, dan 18 persen risiko diabetes tipe dua. Rekomendasinya adalah menyantap kelompok makanan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan.
Sebagai tambahan, pelaku diet ini diminta membatasi asupan natrium menjadi hanya satu sendok teh (2.300 miligram) per hari. Untuk pelaku diet yang benar-benar harus mengurangi garam, tidak boleh lebih dari 3/4 sendok teh per hari.
3. Diet Vegetarian
Pola makan ini sudah terbukti menekan kemungkinan penyakit jantung secara moderat, tapi pantangannya cukup ekstrem. Vegan alias penganut pola makan vegetarian sama sekali tidak menyantap daging-dagingan, unggas, dan ikan.
Sebagian pelaku vegetarian masih mengonsumsi produk hewani seperti telur dan susu, tapi ada juga yang sama sekali tidak. Bahkan, beberapa menganggap makanan mereka tidak boleh mengandung gelatin ataupun madu.
4. Diet Flexitarian
Pakar diet Dawn Jackson Blatner berjasa menciptakan Flexitarian. Pola makan ini fokus pada produk nabati, tapi fleksibel sehingga boleh mengonsumsi daging, ikan, dan produk susu dalam jumlah moderat alias secukupnya.
Tidak ada aturan khusus seberapa sering menyantap produk hewani, namun mayoritas protein tetap didapat dari sumber tanaman. Aturan lain, sebaiknya menyantap makanan utuh yang tidak mengalami banyak pemrosesan.
5. Diet TLC
Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) sengaja merancang diet TLC untuk menekan risiko penyakit jantung dan stroke. Kepanjangan dari TLC adalah The Therapeutic Lifestyle Changes atau perubahan gaya hidup terapeutik.
Diet ini menganjurkan untuk menambah jumlah asupan serat, juga stanol atau sterol yang ada di buah, sayur, gandum utuh, kacang, dan biji-bijian. Aturannya adalah menyantap minimal dua gram sterol atau stanol per hari.
6. Diet Rendah Karbohidrat
Jenis diet ini membatasi 10-40 persen karbohidrat harian. Menurut tinjauan studi, diet rendah karbohidrat bisa meningkatkan kesehatan jantung berkat pencegahan obesitas dan tekanan darah tinggi.
Walaupun menjanjikan, kualitas dan pilihan makan juga perlu diperhatikan. Bukan cuma menekan jumlah sumber karbohidrat, tapi juga meningkatkan jumlah serat dari sayuran, kacang-kacangan, alpukat, dan ikan. Demikian republika.co.id
Photo : google image
LEAVE A REPLY