Home Nasional \"Indonesia Terserah\" Bentuk Kekecewaan Pada Negara

\"Indonesia Terserah\" Bentuk Kekecewaan Pada Negara

0
SHARE
 \"Indonesia Terserah\" Bentuk Kekecewaan Pada Negara

Jakarta, BIZNEWS.ID -  “Indonesia Terserah” menjadi topik yang belakangan ini ramai dibicarakan oleh publik. Topik tersebut muncul di antaranya dibagikan oleh para tenaga medis yang seolah sudah ‘terserah’ dengan segala sikap masyarakat yang cenderung seperti tidak lagi mempedulikan adanya pandemi corona.

Topik itu sendiri menggema sejak Jumat (15/5/2020) usai viral adanya kerumunan saat penutupan McD Sarinah dan adanya keramaian di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.

Tak hanya tenaga medis, kini topik "Indonesia Terserah" menjadi topik pembicaraan netizen secara umum.

“Ini yang bikin kita harus berdamai dengan Corona, karena banyak yang ga bisa dikasih tahu kalau kita lagi perang dan banyak juga yg tdak mau diajak perang New Normal #indonesiaterserah,” tulis akun @yohisoyoh.

“Saat ini slogan yg muncul Indonesia Terserah... Lama lama nanti akan muncul Pemerintah Terserah...!!!” komentar akun @kalijaga113.

“Sia-sia rebahanku selama 2 bulan lebih ini. Jika kalian semua masih keluyuran dan gk menaati peraturan. Jangan salahkan jika herd imunity diterapkan, karena itu ulah kalian sendiri. INDONESIA TERSERAH.” Tulis akun @cepirul

Bahkan netizen juga mengunggah sebuah lagu bertajuk “Indonesia Terserah” di Twitter.

Salah satunya diunggah oleh akun @RachlanNashidik

“Ini lagu 'Terserah' keren banget. Lagu protes yang cerdas. Entah siapa ini penyanyi/artisnya. Ada yang tahu?” tulisnya.

Hingga, Minggu (17/5/2020) malam postingan tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 2 ribu kali dan disukai oleh 4,5 ribu pengguna.

Lantas kenapa "Indonesia Terserah" bisa muncul ke permukaan?

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Siti Zunariyah mengatakan kemungkinan topik tersebut muncul lantaran ekspresi kekecewaan para tenaga medis terkait dengan apa yang terjadi di tengah masyarakat.

Pasalnya di saat pandemi, banyak yang tidak mengindahkan sejumlah hal mulai dari menghindari kerumunan hingga pemakaian masker. Hal ini seperti yang terjadi saat adanya kerumunan di McD Sarinah dan terminal bandara 2 Soetta, baru-baru ini.

"Bisa jadi (ekspresi kekecewaan), karena nakes yang selama ini jadi garda terdepan, justru kurang mendapatkan pengakuan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/5/2020) malam.

Menurut dia, bentuk protes tersebut muncul karena kurang perhatian atau tidak adanya perhatian dari masyarakat terkait bahayanya Covid-19.

"Bagaimanapun, hari ini kuasa pengetahuan medis masih menjadi domain nakes, bukan yang lain. Ada yang protes yang ingin ditunjukkan karena terhadap peran yang harus mereka lakukan kurang diakui," kata dia.

Di sisi lain, pembicaraan mengenai "Indonesia Terserah" adalah bentuk perlawanan simbolik dari warga masyarakat.

Menurutnya ini menjadi penanda kepercayaan pada para pemimpin yang mulai tergerus.
Pembiaran negara

Hal ini menurutnya bisa saja dilatarbelakangi karena adanya beberapa hal seperti pengesahan UU Minerba, naiknya iuran BPJS, kebijakan yang plin-plan dan kesan tidak ada koordinasi antar kementerian dalam menyikapi pandemi yang kemudian membuat mereka kecewa.

“Tentu bukan perkara mudah pada masa ini, siapa pun pemimpinnya akan berat. Tapi kepedulian dan keberpihakan pada warga yang terdampak pandemi juga belum terlihat jelas,” katanya lagi.

Sehingga menurutnya kesan yang muncul dari pemerintah adalah pembiaran negara atas warganya.

“Sehingga wajar muncul 'Indonesia terserah'. Masyarakat mulai tidak peduli tentang apa pun yang akan terjadi, karena kepercayaan yang mulai luntur,” kata dia.

Siti juga menilai ini fenomena "Indonesia Terserah" bisa saja juga muncul berkat adanya kemajuan teknologi yang mempercepat pola pikir masyarakat menjadi lebih liberal.

"Teknologi menjadi sumber pengetahuan yang telah menghegemoni cara berpikir sebagian besar masyarakat, sehingga mereka memiliki cara sendiri untuk mengatur diri mereka sendiri, karena sejatinya dalam masyarakat liberal negara tidak perlu hadir sepenuhnya,” ucap dia.

Sehingga kemudian menurutnya masyarakat yang ada ada di fase ini justru lebih berdaya menghadapi pandemi baik dengan kehadiran negara ataupun tidak. Demikian Kompas.com

Photo : google image