Home Nasional Usia 75 Tahun, TLS Luncurkan Buku: Ratusan Tokoh Nasional Reunian

Usia 75 Tahun, TLS Luncurkan Buku: Ratusan Tokoh Nasional Reunian

0
SHARE
Usia 75 Tahun, TLS Luncurkan Buku:  Ratusan Tokoh Nasional Reunian

Keterangan Gambar : Theo bergambar bersama Ketua Dewan Pembina KKK Irjenpol Purn Dr. Ronny Sompie, eks Pj Gubernur Sulawesi Utara Dr. Sumarsono MDM dan Ketua Umum DPP KKK Angelica Tengker bersama suami.

Jakarta,  BIZNEWS.ID - DR. Theo Leo Sambuaga (TLS) bikin kejutan.  Memperingati ulang tahun ke-75 dan peluncuran otobiografi, Theo undang 300an tokoh nasional. 

Sesungguhnya Theo berulang tahun pada 6 Juni (sama persis dengan Bung Karno) namun baru dapat dilaksanakan 22 Juni 2024. Peringatan HUT dirangkai dengan peluncuran buku otobiografi.

Maka, terjadilah reunian ratusan tokoh nasional di Grand Ballroom Mulia Hotel Senayan Jakarta, Sabtu 22 Juni 2024.

"Reunian ini lintas partai, lintas generasi dan lintas idelogi politik," komentar Rosiana Silalahi, Pemimpin Redaksi Kompas TV.

Rosi -demikian presenter televisi perempuan Indonesia ini suka disapa- menilai Theo bikin surprise.

Kenapa surprise, karena semua tokoh penting dalam sejarah Indonesia berhasil dikumpulkan dalam satu pertemuan akbar. 

"Padahal ini kan sepertinya acara peringatan ulang tahun sebagaimana biasanya," ujar Rosi yang hari itu didaulat menjadi moderator Panel Diskusi tanpa judul. 

Topiknya ya membahas Siapa Theo Sambuaga. Kendati ada empat panelis, Rosi justru turun ke lantai tamu. Perempuan berpengaruh ini menyapa beberapa tokoh dengan khas Rosi. Ceplas-ceplos.

Rosi menemui dan mewawancarai Wapres ke-6 Tri Sutrisno, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kala, Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, Guntur Sukarnoputra, Ginanjar Kartasasmita dan Jenderal (Purn) Wiranto.

Yang menarik perhatian dan dapat aplaus hadirin adalah ketika Rosi menyapa Tokoh Sentral Peristiwa Malari atau 15 Januari 1974 yaitu dokter Hariman Siregar.

Hariman yang pada 1974 adalah Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia didaulat Rosi. 

Kenapa abang marah sama Theo. Anda menulis itu dalam testimoni di buku otobiografi Theo: Pemikir Pejuang - Pejuang Pemikir. Berkarya Bagi Bangsa. 

Hariman menepis Rosi, "Saya tidak marah sama Theo. Kami kesal saja dia masuk Golkar. Tapi itu pilihan Theo. Dia itu konsisten dengan koreksi terhadap ketidakadilan di negeri ini," kata Hariman Siregar mengkritisi dan memuji Theo lalu disambut riuh hadirin. 

Pasca peristiwa Malari, Theo yang adalah Wakil Ketua Umum DM-UI 1973-1974 bersama puluhan aktivis mahasiswa 1970an ditangkap aparat negara lalu dijebloskan ke Rumah Tahanan Militer di Jakarta.

Selain Theo dan Hariman ada pula Gurmilang Kartasasmita, Judilhery Justam dari UI, John Pangemanan dari Sekolah Tinggi Olahraga (STO), Jesse Monintja, Remmy Leimena dan lainnya.

Ketika di RTM Budi Utomo Jakarta Pusat, Theo bertemu tahanan politik lainnya seperti Dr. Dorojatun Kuntjorojakti, dokter Marsilam Simanjuntak, Adnan Buyung Nasution,  Yap Thiam Hien, Rahman Tolleng dan sebagainya.

Theo menguraikan peristiwa Malari secara detil dalam bukunya. Buku Theo tersebut disentuh Tim Editor Ferry BM Rende dan Dr. Jeffrey M. Rawis. Kedua jurnalis ini sudah pernah menulis beberapa buku menarik.

Dalam sesi ucapan terimakasih, Theo menyapa satu deni satu koleganya yang terundang dan hadir.

Ada teman lama sejak SMP dan SMA Negeri 1 Manado seperti dokter Daniel Masengi. 

Rekan seperjuangan sewaktu IPPMMD seperti Max Wilar, Willy Rawung, Boy Saul dan Berny Tamara.

Theo juga menyapa dengan santun tokoh seperjuangan di DM UI, GSBI, GMNI, KNPI, AMPI serta rekan kuliah Strata Tiga di Universitas Pertahanan Indonesia.

Jelang 75 tahun, Theo yang masih aktif main Tenis Lapangan, sempat kuliah dan berhasil memperoleh gelar Doktor dengan nilai Cumlaude.

Prof Dr. Purnomo Yusgiantoro, dosen Unhan yang bertindak sebagai salah satu panelis dalam iven ini  bersaksi: "Saya heran sekaligus kagum dengan keberanian Theo. Dia memilih metode kualitatif saat dia bikin disertasi S3 di Unhan. Metode ini banyak dihindari peneliti."

Obyek penelitian Theo juga menarik dan menjadi isu yang cukup ramai yaitu Kedaulatan Negara di Laut Natuna Selatan. Pantas jika Theo mendapatkan penilaian cumlaude. "Rupanya pengalaman Theo yang pernah Ketua Komisi 1 DPR RI menjafi modal utama beliau," ungkap Purnomo, eks Menhan dan eks Mentamben RI.

Untuk rekan seperjuangan di legislatif, eksekutif apalagi para tokoh Partai Golkar, Theo memberikan apresiasi yang tinggi.

Utamanya kepada Dr. Airlangga Hartarto (AH), Menteri Koordinator Perekonomian RI sekaligus Ketua Umum PG.

Dalam sambutannya, AH bersaksi bahwa dia banyak belajar dan berguru kepada Theo. Theo yang kalem, cermat, teliti dan selalu berpikir keras sebelum memutuskan sesuatu adalah tokoh yang berjasa besar bagi perjuangan serta kebesaran PG.

Banyak tokoh  sependapat dengan AH. Mereka bilang Theo  orang Sulawesi, orang Manado yang terkenal cepat bertindak, tetapi berbeda dengan Theo. 

Eks Ketum PG Aburizal Bakrie serta Wapres dua kali Jusuf Kalla punya pandangan serupa.

Pertemuan ini diwarnai reuni, candaan serta gurauan politik kelas atas oleh banyak tokoh.

Tokoh beragam partai dan paham idelogi berbeda datang sejak pagi di Mulia Hotel. Termasuk Ketua Umum DPN Partai Amanat Nasional yang juga Menteri Perdagangan RI, Dr. Zulkifli Hasan, Ambasador Dr Aulia Rachman yang juga eks Ketum DPP KNPI.

Tokoh perempuan nasional juga hadir. Mereka kebetulan berteman dengan Ibu Erna, istri Theo.

Tak ketinggalan sejumlah tokoh  Kawanua hadir antara lain Letjen TNI Purn EE Manhjndaan, eks Pj Gubernur Sulawesi Utara dan Walikota Manado Ir. Lucky Korah, Irjenpol Purn Dr Ronny Sompie, Ketua Umum KKK Angelica Tengker serta Anggota DPD RI Dr. Maya Rumantir bersama suami Takala Hutasoit.

Tekan seangkatan di FIS/FISIP UI tahun 1970an banyak sekali yang datang dan bercengkrama dengan Theo.

Sejumlah dedengkot GMNI juga tampak seperti Palar Batubara, Dr. Sumarsono MDM (eks Pj Gubernur Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan serta Plt Gubernur DKI Jakarta)

Sejawat Wakil Menteri Perdagangan Dr. Jerry Sambuaga dan Eddy Sambuaga serta sanak keluarga Theo ikut menyemarakkan iven menarik tersebut. 

Acara ditandai penyerahan buku secara simbolik oleh Theo kepada pada Airlangga Hartarto.(***)