Jakarta, BIZNEWS.ID - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menekankan turunnya produksi minyak dan gas (migas) pada Semester I 2022 harus menjadi prioritas perhatian pemerintah saat ini. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah yang termaktub dalam kesimpulan Rapat Kerja Banggar DPR RI dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
“Karena itu, saat ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi migasnya di tengah tingginya harga minyak mentah dunia,” ujar Said dalam rapat yang membahas Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN Tahun Anggaran 2022 di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu.
Di sisi lain, Banggar DPR RI juga meminta pemerintah untuk mengoptimalkan capaian reformasi struktural dan belanja yang berkualitas (spending better) dalam menjalankan APBN. Diketahui, sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting migas nasional sepanjang kuartal I/2022 masih di bawah target.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan belum optimalnya realisasi lifting minyak dan gas bumi nasional itu disebabkan karena dampak bawaan dari pandemi dan sejumlah penghentian operasi yang tidak terencana (unplanned shutdown) sepanjang 2021.
“Produksi dan lifting kita masih terkendala terutama entry point yang sangat rendah di awal 2022 karena dampak dari pandemi itu di kuartal satu kita loss di sana sekitar 20.000 barel per hari bph kemudian mostly juga dampak dari unplanned shutdown,” kata Dwi saat Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, beberapa waktu lalu. Demikian dpr.go.id.
LEAVE A REPLY