Jakarta, BIZNEWS.ID - Kebijakan energi di Indonesia telah diterapkan sejak 2019, tetapi capaian ini masih jauh dari yang diharapkan. Target pada 2025, penghematan energi mencapai 141.220 Giga Watt Hour (GWh) untuk sektor industri. Minimnya industri yang paham manajemen energi menjadi salah satu kendalanya.
Mengatasi kendala itu, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menciptakan inovasi Sinergi. Aplikasi merupakan singkatan dari Informasi Konservasi Energi, yang dapat menjadi media untuk mereplikasi kisah sukses penerapan manajemen energi.
Mengadaptasi inovasi kebijakan pemerintah Jepang, media informasi ini diinisasi melalui aplikasi Pelaporan Online Manajemen Energi (POME). Aplikasi ini menghimpun informasi industri yang sudah memulai manajemen energi sekaligus menjaring potensi untuk melakukan replikasi.
Dalam pengembangannya, Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana menjelaskan, pada tahun 2014 dilakukan beberapa kali revisi dan update terhadap POME V.01. Kemudian pada 2017, POME V.02 ditambahkan fitur supaya terjadi benchmarking dan perhitungan otomatis dari upaya penghematan yang akan dilakukan oleh stakeholder dari kalangan industri. Selanjutnya, pada tahun 2019 dilakukan pengembangan terhadap aplikasi Sinergi.
“Setelah kami melihat capaian di tahun 2017, selanjutnya di tahun 2019 kita memperluas dari fitur memperluas layanannya sehingga yang kita kenal pelayananya dengan Sinergi,” ujar Dadan pada Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021.
Melalui Sinergi pelapor juga akan mendapat feedback terhadap seberapa jauh usaha yang telah dilakukan. Layanan lain juga disediakan sehingga hasilnya dapat dipelajari oleh stakeholder lain baik dipusat maupun stakeholder di pemerintah daerah.
“Karena upaya dari penghematan energi ini tidak melulu menjadi urusan pemerintah pusat, banyak pabrik atau industri juga berada di daerah, secara nasional ini juga akan memberikan dampak yang sangat baik,” tuturnya seperti dikutip menpan.go.id.
Seperti marketplace, Sinergi pun turut membangun usaha penunjang konservasi energi yang dirasa masih baru. Informasi yang tersampaikan yaitu profesional auditor energi, jasa pelatihan dan konsultan, Energy Service Company (ESCO), dan technology provider.
Secara prestasi, manajemen energi berdampak pada kesuksesan para pelaku industri dalam mengikuti kompetensi efisiensi energi di tingkat regional dan internasional. Setelah Sinergi diterapkan, terjadi peningkatan dalam kuran waktu dua tahun untuk penghematan energi, yakni ditahun 2019 sebesar 44.014 GWH dan di tahun 2020 yakni 63.315 GWH.
Capaian penghematan energi melalui penerapan manajemen energi ini akan berdampak pada komitmen dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagaimana sudah ditetapkan dalam target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. “Sinergi diyakini dan dibuktikan disini secara empiris bisa memberikan dampak yang sangat baik ke masyarakat dalam bentuk penurunan atau penghematan energi,” jelasnya.
Inovasi yang mengantarkan Kementerian ESDM menjadi Top 45 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2021 yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) ini juga memiliki berkontribusi mewujudkan salah satu tujuan dalam capaian nasional Sustainable Development Goals (SDG’s) yaitu Energi Bersih dan Terjangkau, serta Industri, Inovasi dan Infrastruktur.
LEAVE A REPLY