Jakarta, BIZNEWS.ID - Ekonomi dan perdagangan dunia pada tahun 2022 ini masih diproyeksikan tumbuh positif, meskipun masih dibayangi dengan risiko dan tantangan seperti krisis energi, disrupsi rantai pasok, kenaikan inflasi, normalisasi kebijakan moneter, ketidakpastian geopolitik, dan perubahan iklim, serta dengan kemunculan varian Omicron.
Terkait dengan penanganan pandemi, Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi. Hingga tanggal 26 Januari 2022, Pemerintah telah memberikan vaksinasi dosis pertama kepada 182,86 juta orang (87,80%) dan vaksinasi dosis kedua kepada 126,17 juta orang (60,58%). Sementara itu program vaksinasi booster/dosis ketiga juga telah dimulai sejak 12 Januari 2022 untuk usia di atas 18 tahun, dengan sejumlah kombinasi vaksin yang diberikan.
Dengan terkendalinya pandemi, ekonomi Indonesia telah tumbuh sebesar 3,51% (yoy) di Triwulan III-2021, disertai perbaikan di berbagai indikator utama. Di tahun 2022, ekonomi ditargetkan tumbuh 5,2%. Pemenuhan target tersebut tentunya akan sangat bergantung pada perkembangan situasi Covid-19, respon kebijakan ekonomi dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta berbagai faktor lainnya.
Selanjutnya, indikator sektor eksternal Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif baik dan terkendali, tercermin dari surplus transaksi berjalan, cadangan devisa yang terus meningkat, ekspor impor yang naik signifikan, yield obligasi Pemerintah yang melandai, nilai tukar rupiah dan IHSG yang menguat, dan rasio Utang Luar Negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto masih berada dalam level aman.
“Indikator sosial juga mulai menunjukkan perbaikan seiring dengan teratasinya dampak negatif pandemi Covid-19. Berbagai program pemulihan ekonomi telah mendorong penurunan pada tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan yang sempat meningkat signifikan di tahun 2020,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Media Group Network Summit 2022 dengan tema Bangkit Bersama, Maju Indonesia secara virtual, Kamis (27/01) seperti dikutip ekon.go.id.
Dari sisi kebijakan ekonomi, Program PEN juga terus dilanjutkan pada tahun 2022 dengan anggaran sebesar Rp455,62 triliun dan akan didorong untuk front-loading pada awal tahun 2022. Sejumlah kebijakan Insentif Fiskal dan Perlindungan Sosial juga telah dirancang untuk mengakselerasi momentum pemulihan ekonomi nasional di Kuartal I - 2022.
Melalui APBN 2022, Pemerintah juga terus berkomitmen meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp542,8 T. Selain itu, Program Bidik Misi/KIP Kuliah akan dapat menjangkau 713,8 ribu mahasiswa, Beasiswa LPDP untuk 8,600 mahasiswa baru dan 20,090 mahasiswa on-going, bantuan operasional sekolah akan menyasar 8,8 juta siswa, serta program Indonesia pintar akan diterima oleh 20,1 juta siswa.
“Generasi muda saat ini diharapkan dapat memanfaatkan kemampuan digital agar dapat berperan menjadi job creator. Untuk itu, berbagai upaya untuk mempercepat penciptaan talenta digital baru dan pengembangan ekonomi digital telah dilaksanakan melalui peningkatan infrastruktur digital, pelatihan, penerbitan regulasi, penyediaan ekosistem UMKM, serta penyediaan pembiayaan,” ujar Menko Airlangga.
Selain memberikan berbagai dukungan pembiayaan, Pemerintah juga terus mendorong proses kemudahan berusaha terutama dalam perizinan investasi untuk memperbaiki iklim investasi dan terwujudnya pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Media Group Network atas konsistensinya untuk hadir memberikan pemahaman kepada berbagai kelompok dan lapisan masyarakat, terkait kerja nyata, serta strategi berbagai pihak yang berkolaborasi bersama untuk akselerasi pemulihan ekonomi nasional,” pungkas Menko Airlangga.
LEAVE A REPLY