Blitar, BIZNEWS.ID – Menko PMK Muhadjir Effendy berziarah ke Makam Proklamator RI Bung Karno di Blitar (27/8). Ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungannya di Kota Bung Karno itu. Sebelumnya Muhadjir menghadiri kemeriahan Blitar Ethnics National (BEN) dan prosesi menanam pohon untuk program aksi nyata Revolusi Mental “Menanam 10 Juta Pohon” di SMPN 3 Blitar.
“Kita sebagai masyarakat Indonesia tidak boleh lupa dengan para pahlawan. Setidaknya setahun sekali, dalam momentum memperingati kemerdekaan, wajib kita untuk berziarah dan mendoakan mereka,” kata mantan Mendikbud itu di Kompleks Makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan.
Dalam ziarah dan doa itu Muhadjir duduk bersila di sisi makam Bung Karno, yang diapit kedua orang tuanya Ida Ayu Nyoman Rai dan R. Soekeni Sosrodihardjo Menko PMK melafalkan Alfatihah dan tahlil, serta doa ampunan sekitar setengah jam. Ziarah kali keempat selama Muhadjir jadi menteri itu didampingi Deputi V Kemenko PMK Didik Suhardi, Wakil Wali Kota Blitar Tjujuk Sunario, Sekda Kota Blitar Priyo Suhartono dan pejabat lain.
Setelah ziarah, Muhadjir menyapa para peziarah yang datang dari berbagai wilayah Indonesia. Sore itu suasana ramai. “Kami dari Majalengka, Pak Menteri,” kata sekelompok peziarah menyambut sapaan.
Sementara itu, Menko PMK meluruskan pernyataannya tentang Bung Karno berwasiat minta dimakamkan di Blitar saat memberikan sambutan di acara BEN. Setelah mengecek berdasarkan biografi Bung Karno, Muhadjir menyatakan bahwa Bung Karno mewasiatkan dimakamkan di daerah Priangan, yakni di Batu Tulis, Bogor.
Sedangkan keputusan pemerintah Presiden Soeharto memakamkan Bung Karno di Blitar terkait alasan, agar lebih dekat kepada makam ibunya. Karena Bung Karno dinilai sangat dekat dengan ibunya selama hidup.
“Dengan demikian, pernyataan saya luruskan. Saya mohon maaf,” kata Muhadjir Effendy.
*Biasakan Menanam, Bukan Menebang*
Sebelumnya, Menko PMK melanjutkan Gerakan Menanam 10 Juta Pohon sebagai aksi nyata Revolusi Mental di “Kota Bung Karno” itu. Melanjutkan menggerakkan kampus dan sekolah, Sabtu sore (27/8) giliran SMPN 3 Blitar.
“Saya senang sekali karena pohon yang ditanam termasuk pohon langka. Ini bagus dalam upaya melestarikan kekayaan flora di negeri kita. Ini juga membantu membangun ketahanan iklim,” ungkapnya. Menko PMK saat menanam bibit pohon kemiri, diiringi beberapa pejabat yang turut menanam pohon lain.
Kedatangan Muhadjir disambut para guru dan ratusan murid berseragam pramuka yang membawa bendera merah putih kecil. Iringan gamelan yang ditabuh siswa dan guru mewarnai acara ini. Muhadjir menyapa dan berfoto bersama mereka silih berganti.
Terkait program lingkungan, Muhadjir menyebut program ketahanan iklim yang dilakukan Pemerintah Kota Blitar sudah cukup baik. Menurutnya Kota Blitar sudah berada dalam langkah yang benar dalam mendukung pemerintah menangani pemanasan global, perubahan iklim, dan anomali iklim yang saat ini menjadi isu global. “Saya sangat mendukung program kebijakan Pemkot Blitar dalam menyiapkan ketahanan iklim, ini harus dipertahankan,” lanjutnya.
Sementara itu, menurut Muhadjir, aksi nyata penanaman pohon ini tidak hanya berbicara tentang masa depan esok hari tapi masa depan yang akan datang.
“Marilah kita sama-sama gencarkan untuk rajin menanam pohon. Mental kita harus diubah dari tidak gampang menebang pohon, tetapi suka menanam. Menebang hanya butuh 10 menit, tetapi membesarkan pohonnya butuh sampai 50 tahun,” jelas Menko PMK.
“Mudah-mudahan ini bisa jadi pemicu di seluruh Blitar dan sekitarnya untuk beramai-ramai ikut meningkatkan kesadaran pentingnya menanam pohon dan juga menanam kebaikan,” katanya.
Muhadjir menyebut, untuk menanam pohon butuh jiwa yang ikhlas. “Karena mungkin tidak memanen. Tetapi anak cucu kita yang akan memanen. Tapi, kita juga yakin, kalau kita berbuat baik, kebaikan itu akan kembali kepada diri kita sendiri setelah kita tiada,” kata Muhadjir.
LEAVE A REPLY