Tangerang Selatan, BIZNEWS.ID - Untuk mewujudkan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang andal, aman, serta ramah lingkungan, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi c.q. Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas menggelar Program Management Walkthrough (MWT). Program ini merupakan kegiatan kunjungan lapangan untuk memperkuat budaya keselamatan migas sekaligus berdiskusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi, serta memberikan semangat kepada para pekerja.
“MWT merupakan upaya Ditjen Migas “jemput bola”, untuk mengetahui kondisi riil di lapangan migas yang perlu kita bantu atau support, demi memastikan kegiatan usaha migas ini beroperasi secara aman, andal, tidak ada gangguan-gangguan lain yang dapat mempengaruhi produksi migas,” ungkap Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra usai MWT ke PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (OSES) di Tangerang Selatan, Senin (24/10).
Mirza menuturkan, MWT ke lapangan-lapangan migas ini terutama pada lapangan yang memiliki nilai strategis dalam industri migas di tanah air untuk mendukung ketahanan energi nasional, namun memiliki kendala dalam pencapaian target produksinya.
“Dari kunjungan ini, kita coba memitigasi kendala-kendala yang ditemui KKKS di lapangan dan kita coba bantu untuk menyelesaikannya dengan tujuan agar kegiatan operasi migas dapat berjalan lancar. Selain itu, kita juga memberi dukungan kepada rekan-rekan di lapangan, berdiskusi tentang kesulitan yang mereka hadapi, serta berupaya bersama-sama mencari solusi yang terbaik,” jelas Mirza.
Kunjungan ke PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (OSES) merupakan MWT kedua. Sebelumnya pada pekan lalu, pimpinan Ditjen Migas telah melakukan MWT ke PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).
Dalam MWT ke WK OSES ini, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas mengunjungi Barge Falcon Force (FF) di Krisna Area dan mendapatkan pemaparan kegiatan operasi dari Kepala Teknik. Dalam kesempatan tersebut, Ditjen Migas juga menyerahkan banner Keselamatan Migas, untuk mengingatkan pentingnya keselamatan dalam kegiatan usaha migas.
Dari hasil MWT ke WK OSES, salah satu kendala yang dihadapi operator adalah lapangannya termasuk mature dan sebagian fasilitasnya yang berusia tua. “Fasilitasnya ada yang dari tahun 70-an. Ini menjadi tantangan bagi kita tetap dapat mengoperasikannya tapi tetap aman,” ujar Mirza.
Salah satu fasilitas di WK OSES yang mengalami masalah adalah kebocoran pipa. Namun kendala ini sudah dapat diatasi dengan menggunakan fasilitas sementara, sambil menunggu konstruksi pipa baru dari Cinta Area ke Krisna Area yang akan rampung pada Mei 2023.
Terhadap upaya-upaya yang dilakukan PHE OSES mengatasi kendala, Mirza menyampaikan apresiasinya. “Salut untuk manajemen yang bisa mengoperasikan lapangan dengan segala kendala. Bukan hal yang mudah mengoperasikan lapangan dengan peralatan-peralatan tua, tapi tetap fight dan berinovasi,” tambahnya.
General Manager PT PHE OSES sekaligus Kepala Teknik WK OSES Antonius Dwi, menyambut gembira MWT Ditjen Migas ini karena memberikan masukan-masukan yang konstruktif untuk memecahkan kendala yang dihadapi di lapangan. Saat ini, pihaknya tengah fokus pada pemulihan produksi setelah sejak Juli 2022 berjuang memitigasi kebocoran pipa yang ada di jalur utama yang berdampak pada pengurangan produksi. “Saat ini produksi pelan-pelan meningkat lagi. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan normal kembali,” harap Antonius.
Terkait usia peralatan yang sebagian tua, PT PHE OSES secara bertahap melakukan pembaruan fasilitasnya.
Apresiasi terhadap kegiatan MWT Ditjen Migas juga disampaikan Direktur Regional 2 Wisnu Hindadari. Kunjungan dan diskusi yang berlangsung secara konstruktif diyakini dapat memberikan kepercayaan diri dan meningkatkan semangat pekerja di lapangan.
WK OSES diambil alih pengelolaannya oleh PHE dari CNOOC SES Ltd pada tahun 2018. WK ini menggunakan skema bagi hasil gross split mulai 6 September 2018 hingga 5 September 2038.
LEAVE A REPLY