Home Ekonomi KTT APEC Summit 2023 Dapat Mendongkrak Perdagangan RI ke Negara APEC

KTT APEC Summit 2023 Dapat Mendongkrak Perdagangan RI ke Negara APEC

0
SHARE
KTT APEC Summit 2023 Dapat Mendongkrak Perdagangan RI ke Negara APEC

Keterangan Gambar : Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H. - Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional

JAKARTA, BIZNEWS.ID - Jakarta, Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri pertemuan para pemimpin negara di KTT APEC Summit 2023 yang berlangsung di San Francisco pada 14-16 November 2023. Kegiatan yang mengangkat tema 'Creating a Resilient and Sustainable Future for All' ini merupakan forum kerja sama ekonomi regional kawasan Asia Pasifik yang bertujuan untuk mendorong perdagangan dan investasi yang bebas, adil, dan terbuka serta memajukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H mengatakan ada KTT APEC tahun ini, Presiden Jokowi dapat mengajak negara-negara anggota APEC untuk menegaskan kembali komitmen bersama guna memperkuat sistem perdagangan multilateral melalui World Trade Organization (WTO) dalam rangka meningkatkan perdagangan yang berkelanjutan.

"Paska diselenggarakannya KTT APEC tahun ini, diharapkan dapat semakin mendongkrak nilai ekspor perdagangan Indonesia ke negara-negara anggota APEC," ujar Ariawan. Menurut Guru Besar Universitas Tarumanagara ini, KTT APEC 2023 juga dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan produk unggulan.

"Pada 2022, total nilai perdagangan Indonesia ke ekonomi APEC mencapai US$395,21 miliar atau meningkat 22,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya melalui ekspor berbagai produk ekspor seperti batu bara, paduan besi, ferro-alloys, ferro-nickel, minyak sawit, lignit, dan bijih tembaga," sambungnya.

Ketuanrumahan Amerika Serikat dalam KTT APEC 2023 mengangkat isu keberlanjutan dan inklusivitas dengan membahas sejumlah topik seperti ketahanan rantai pasok, ekonomi digital, konektivitas, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perubahan iklim, serta keamanan pangan, lingkungan, dan keberlanjutan.

Presiden Jokowi juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden pada tanggal 13 November 2023 di Washington DC.  Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Presiden Joe Biden akan membahas mengenai masalah ekonomi, inisiatif energi bersih, dan cara untuk meningkatkan perdamaian hingga stabilitas regional. Mereka juga akan berkoordinasi dalam upaya memperkuat sentralitas ASEAN dan menegakkan hukum internasional.

"Pertemuan bilaterial antara kedua presiden ini dapat menjadi momentum tepat untuk Presiden Jokowi menyuarakan keprihatinan dan ketegangan yang terjadi di kawasan Israel-Palestina, menyampaikan dukungan terhadap upaya perdamaian yang berkelanjutan, dan mendorong dialog yang konstruktif antara kedua belah pihak," lanjut Ariawan Gunadi. Menurutnya, pertemuan bilateral ini tidak hanya menjadi sarana untuk membangun hubungan diplomatik, tetapi juga menjadi panggung bagi Presiden Jokowi untuk menjalankan peran aktif Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi global yang berkelanjutan.

Seperti diketahui, usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) di Riyadh, Presiden Jokowi bertolak menuju Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pasific Economic Cooperation (KTT APEC) pada tanggal 12 November 2023.

KTT OKI 2023 yang diselenggarakan 11 November 2023 menghasilkan sebuah resolusi yang berisikan 31 keputusan. Resolusi tersebut juga menunjukkan kesatuan posisi OKI terhadap situasi Gaza yang sangat memprihatinkan. Beberapa isi keputusan yang disepakati, antara lain, mengecam agresi Israel di Gaza, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak menghasilkan resolusi sehingga kekejaman dapat segera diakhiri, bantuan dapat masuk, dan pentingnya mematuhi hukum internasional, dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi mengecam perusakan rumah sakit di Gaza oleh Israel.

Resolusi tersebut juga memberikan mandat kepada Sekretariat OKI dan Liga Arab untuk membuat joint media monitoring unit. Khusus untuk paragraf 11 di dalam resolusi, para leaders memberikan mandat kepada Saudi, Jordan, Mesir, Qatar, Turki, Indonesia, dan Nigeria untuk memulai actions atau memulai tindakan atas nama OKI dan Liga Arab untuk menghentikan perang di Gaza dan mendorong dimulainya proses perdamaian yang sungguh-sungguh dan genuine untuk mencapai perdamaian berdasarkan two-state solution. *

Oleh : Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H. - Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional