Home Nasional Kesetaraan Gender Dalam Keluarga Cegah Stunting

Kesetaraan Gender Dalam Keluarga Cegah Stunting

0
SHARE
Kesetaraan Gender Dalam Keluarga Cegah Stunting

Jakarta, BIZNEWS.ID - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mendorong kualitas ketahanan keluarga sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia seiring dengan peringatan Hari Keluarga Nasional ke-28 Tahun 2021 yang mengangkat tema "Keluarga Keren Cegah Stunting".

"Kualitas ketahanan keluarga dapat menjadi salah satu pendekatan untuk mengurangi risiko stunting terlebih di masa pandemi," kata Menteri Bintang dalam keterangannya, Selasa, 29 Juni 2021 seperti dikutip kemenpppa.go.id

Ia mengatakan upaya pencegahan stunting melalui keluarga dapat dilakukan dengan membangun kualitas kesehatan keluarga yang responsif gender dan hak anak. Upaya penurunan stunting dapat didorong melalui ketahanan sosial budaya, ketahanan fisik, ketahanan ekonomi, dan ketahanan sosial psikologis.

Tercatat angka stunting di Indonesia menurun namun masih belum mencapai target penurunan. Presiden Joko Widodo menargetkan dalam periode kepemimpinannya, angka stunting dapat diturunkan hingga di bawah 20 persen. Pada 2018 angka stunting di Indonesia 30,80 persen, pada 2019 turun menjadi 27,60 persen, dan ditargetkan pada 2024 jumlahnya 20 persen.

Menteri Bintang mengatakan, faktor peningkatan risiko stunting di masa pandemi di antaranya penurunan pendapatan keluarga, akses keluarga pada makanan bergizi selama masa pembatasan sosial, potensi perkawinan anak, meningkatnya KDRT, terhambatnya upaya pemenuhan KB dan kesehatan reproduksi, dan fasilitas kesehatan yang diutamakan untuk penanganan COVID-19.

Beberapa langkah untuk meningkatkan kualitas ketahanan fisik keluarga dalam mendukung penurunan stunting yakni bisa dengan cara membangun persepsi bahwa urusan kehamilan adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri, perencanaan jumlah anak dan menentukan alat kontrasepsi, dan memastikan kebutuhan gizi keluarga terpenuhi. Kemudian menjaga kesehatan dan membangun pola hidup sehat, memelihara komunikasi untuk mempersiapkan kehamilan, menjaga kehamilan, merawat, serta membesarkan bayi, lalu menjaga kesehatan reproduksi suami istri.

Sementara untuk kualitas ketahanan ekonomi keluarga dalam mendukung penurunan stunting yakni suami dan istri memperoleh hak yang sama untuk menghasilkan pendapatan, bersama merencanakan dan mengelola keuangan keluarga secara seimbang dan terbuka, dan keluarga menyisihkan penghasilan untuk tabungan. Selain itu suami dan istri bekerja sama dalam mengasuh anak yang dilandasi pendidikan karakter yang responsif gender dan bekerja sama dalam memiliki asuransi kesehatan bagi semua anggota keluarga.

Dari sisi kualitas ketahanan sosial psikologis keluarga dalam penurunan stunting yakni dengan menghindari kekerasan dalam rumah tangga baik kekerasan fisik, verbal, psikologis, maupun ekonomi. Lalu suami istri membekali diri dengan wawasan seputar pengasuhan anak, suami berperan aktif membantu istri melakukan pekerjaan rumah dan mengasuh anak, serta suami dan istri bekerja sama menjaga kestabilan emosional. Di samping itu juga menebarkan cinta kasih kepada sesama anggota keluarga dengan menggalang kerja sama yang baik dengan dilandasi rasa saling menghormati dan membutuhkan satu dengan lainnya, serta melindungi anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan biologis dan perkembangan psikososialnya.

Sedangkan untuk kualitas ketahanan sosial budaya keluarga dalam penurunan stunting di antaranya suami dan istri berkomitmen mengokohkan nilai-nilai (agama, budaya, sosial) yang lebih sesuai untuk kehidupan keluarga, suami dan istri berkomitmen bahwa menjaga kesehatan semua anggota keluarga merupakan bagian dari ibadah, serta suami dan istri berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat secara rutin. Selanjutnya suami dan istri membangun dukungan dari lingkungan sekitar untuk orang tua yang baik serta bekerja sama dalam mengelola dan memelihara lingkungan di sekitarnya baik lingkungan alam, fisik, maupun sosial.

"Seluruh pihak harus mendukung bahkan menjadi sebuah gerakan terpadu pencegahan stunting oleh pemerintah, pemerintah daerah, hingga desa serta lembaga masyarakat dan dunia usaha," kata Menteri Bintang.