Home Hiburan Jauh Di Mata Dekat Di Hati

Jauh Di Mata Dekat Di Hati

0
SHARE
Jauh Di Mata Dekat Di Hati


Jakarta, BIZNEWS.ID - Ibarat sedang menunggu kehadiran sesuatu yang sangat istimewa dalam hidupnya, baik berupa seseorang atau suatu benda serta kata ganti lainnya, yang membuat seluruh hati dan konsentrasi tertuju padanya, pergantian waktu di rasakan begitu lambat seakan tidak ada pergerakan. Biasanya ini menggambarkan keberadaan kekasih hati atau orang yang dicintainya.

Mereka yang sedang jatuh cinta biasanya akan merasa terus rindu dengan kekasihnya. Jika kekasih tersebut tidak ada di sisinya, akan terasa betapa jauhnya, meskipun sebenarnya juga sangat dekat karena kekasih tersebut selalu berada dalam ingatan dan hatinya, meskipun kedekatan di hati tetap tidak bisa membuatnya bersentuhan karena tidak ada di dekatnya.

Hal yang demikian merupakan perlambang dari kehidupan kita sehari-hari dalam menanti sesuatu yang sangat didambakan. Segala sesuatunya sudah tercurahkan terhadap penentian itu, tetapi terkadang kita lupa memikirkan bagaimana tentang yang di dambakan kehadirannya itu?

Dalam konteks filosofis, nasehat tersebut sebenarnya lebih menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sedekat apapun dan setaat apapun manusia dengan Tuhan, tetap saja tidak dapat memgegang atau menyentuhnya. Di sisi lain, dalam kodrati kemanusiaannya, Tuhan seperti berada di tempat yang nun jauh (di atas Arssy), meskipun sebenarnya sangat dekat. Tuhan ada di hati orang-orang yang beriman.

Disamping itu dalam kehidupan kepercayaan kepada Tuhan merupakan sesuatu bagi orang yang bersangkutan, artinya kepercayaan mutlak dengan ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan ajaran-Nya. Kadar ketaatan dan keikhlasan ini setiap orang memiliki derajat yang berbeda, sehingga kondisinya tidak bisa dipaksakan, termasuk kesadaran dalam menghargai sesama pemeluk agama dan antar pemeluk agama agar dapat hidup bersampingan dan memelihara ketentraman.

Dalam hidup ini kita harus tetap optimis dan ngedepankan sikap toleransi terhadap sesama, agar bisa menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita sebagai manusia. Imlementasinya agar dapat menjauhkan sikap aja dumeh (jangan sombong), aja gumunan, (jangan mudah heran) dan aja kagetan (jangan mudah terkejut), aja getunan (jangan mudah menyesali).

Aja dumeh atau jangan merasa lebih dibandingkan orang lain sehingga dapat bersikap menghargai dan menghormati orang lain. Hidup seseorang hanyalah sebagaimana dia memperlakukan orang lain. Bila memperlakukan orang lain dengan baik, maka orang lain pun akan bersikap baik kepadanya. Mereka yang berlaku sombong dan arogan, umumnya dihindari dan tidak disenangi. Selain agar tidak sombong nasihet ini juga mengandung maksud agar kita tidak mudah disombongi atau dipameri oleh orang lain. Kondisi mudah dipameri akan menyebabkan seseorang gampang heran dan kerkejut, sehingga kehidupannya tidak tenang.

Aja gumunan, jangan mudah heran, karena hidup di dunia tidak ada yang mustahil, dan segala sesuatu mungkin saja terjadi. Rakyat jelata menjadi pembesar sebuah negeri dan menjadi orang yang sangat kaya raya sangat banyak, sebaliknya orang besar menjadi miskin dan bengkrut juga tidak kurang. Anak-anak dari kalangan miskin kemudian menjadi terpandang banyak ditemui dan yang bernasib buruk juga tidak kalah jumlahnya. Orang-orang alim korupsi banyak, preman-preman menjadi baik dan sadar juga tidak kurang. Pengusaha kecil mendapatkan proyek miliaran juga bisa saja terjadi, dan pengusaha besar tertipu, tidak kurang jumlahnya.

Aja kagetan, jangan mudah terkejut. Nasehat ini artinya memiliki makna yang hampir sama dengan aja gumunan. Jangan mudah terkejut menyaksikan atau menemukan peristiwa yang luar biasa. Setiap manusia memiliki kemungkinan sama, untuk berbuat baik atau berbuat tidak baik. Umumnya semakin banyak usia, semakin banyak pengalaman seseorang, sehingga akan semakin matang akan menganggap segala sesuatu normal, tidak mudah terkejut kalau mendengar berita heboh yang tidak biasa. Semuanya disikapi wajar-wajar saja. Semestinya setiap orang bersikap seperti agar hidupnya lurus dan tidak mudah iri dengan keadaan orang lain.

Aja getunan, atau jangan mudah menyesali terhadap sesuatu yang tidak dapat diperoleh atau diwujudkan. Sebagai manusia diharuskan selalu siap menghadapi hal yang menimpa diri kita. Sering kali manusia mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya dalam hubungan dengan sesama kawan, kita sudah berbaik hati meminjamkan barang kesayangan kita, karena kawan sangat memerlukan. Dan ketika barang kesayangan dikembalikan, barang tersebut menjadi cacat atau rusak, tentu kita sangat kecewa dengan kondisi tersebut. Di sisni, nasehat tadi mengajarkan kepada kita agar dapat menerima dengan ikhlas dengan apa yang terjadi, tidak perlu menyesali karena semua sudah berlalu.

Negara telah mengatur sedemikian rupa sehingga kehidupan antar umat beragama memiliki jarak yang sama dengan pemerintah, agar tidak terjadi campur tangan dalam agama dengan penyelenggaraan pemerintahan. Demikian juga antar umat beragama dapat saling bekerja sama untuk menciptakan suasana yang damai dan kondusif agar suasana pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dapat terjaga dan berkesinambungan yang akhirnya dapat melaksanakan pembangunan saran dan prasarana untuk kepentingan kemanusiaan yang sebesar-besarnya menuju masyarakat yang adil dan berkemakmuran.

Oleh: Riyanto
Dosen Stikom InterStudi, Jakarta
e-mail: riyantocawas67@gmail.com