Tondano, BIZNEWS.ID - Destinasi baru yang bakal menjadi obyek wisata unggulan Kabupaten Minahasa, sedang ramai. Atas inisiasi warga Leilem Perantauan, selama empat hari dilaksanakan Festival Lengkoan dan RanoRaindang (FLR) 2022. Kegiatan rohani, seni-budaya serta olahraga ini sepenuhnya inisiasi masyarakat Leilem.
Destinasi Wisata Minahasa itu adalah Bukit Lengkoan (Lengkoan Hills) di desa Leilem Raya. Secara geografis, letak bukit nan indah menawan itu tepatnya di desa Leilem Dua, tetapi kepemilikan lahan oleh warga Leilem Raya.
Bukit yang berada 1100 meter di atas permukaan laut itu, memiliki panorama sejuk, indah dan alam yang menarik. Cocok buat dikunjungi wisatawan lokal, domestik maupun manca negara. "Jarak tempuh ke Bukit Lengkoan relatif dekat dengan kota utama di Tanah Minahasa," ujar Stedy Tumbelaka, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa.
Kota-kota yang dimaksudkan Stedy antara lain kota Kawangkoan, Langowan, Tomohon, Tondano, Ratahan, Amurang bahkan kota Manado cukup dengan Bukit Lengkoan. Infrastruktur seperti jalan raya ke Lengkoan, juga lumayan bagus. Sebagian besar sudah beraspal hotmix.
Festival Lengkoan dan RanoRaindang
Bukit Lengkoan memang sedang ramai dikunjungi wisatawan. Setidaknya keramaian Lengkoan, kata Stedy, karena sejak Sabtu (30/4/22) hingga Selasa (3/5/22) padat dengan Festival Lengkoan dan RanoRaindang 2022.
FLR 2022 tersebut diapresiasi Pemkab Minahasa, sebab iven ini atas iinisiasi warga Leilem Perantauan (Leilem Overseas).
Iven Festival Lengkoan dan RanoRaindang tersebut berbasis masyarakat. Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat.
Salah satu Leilem Perantauan, yakni Ketua Perkumpulan Keluarga Besar Leilem (PKBL) di Jabodetabek, Michael Lontaan ungkapkan, sebagai warga Leilem di rantau, sangat peduli kampung halaman.
"Festival ini kelanjutan Iven pulang kampung tahun-tahun sebelumnya,. Kami peduli Leilem," ujar Michael, putra almarhum Drs Jhony Lontaan (eks Dekan Fisip Unsrat). Guna menyukseskan Iven yang bakal menjadi kegiatan rutin tahunan itu, dilaksanakan dua panitia pelaksana.
Panitia Pelaksana dari PKBL dengan Ketua Vike Very Pontoh, bersama Panitia Lokal di Leilem dengan Ketua Adrie Wonok. "Sinergitas dan koordinasi kami dengan rekan Adrie Wonok, ketua panitia lokal sangat baik," ungkap Vike Pontoh yang domisili tetapnya di Bekasi.
Kerjasama erat, ditunjukkan pula Camat Sonder dan tiga kepala desa di Leilem Raya. Setelah melewati persiapan matang, rangkaian FLR 2022 mulai terlaksana. Sabtu 30/4, telah diawali Ibadah Paskah Raya di puncak Bukit Lengkoan. Ibadah ini melibatkan semua denominasi gereja dan tokoh agama setempat.
Memeriahkan festival ini, Sabtu pagi dilakukan atraksi budaya (Cakalele, Maengket) oleh para penari Leilem dan Minahasa. Olahraga lintas alam dilakukan para pilot dengan Paralayang Fun Fly. Olahraga Dirgantara tersebut, lagi populer di Sulawesi Utara. Lengkoan Hills menjadi salah satu spot menarik untuk Paralayang.
Minggu (1/5) siang, kegiatan FLR 2022 berpusat di kawasan RanoRaindang di desa Leilem. Hukum Tua Desa Leilem, Victor Roring, sang tuan rumah telah siap menyambut kehadiran tamu dan wisatawan. Termasuk kedatangan (tentatif) Bupati Minahasa Royke Roring.
Sekitar 10 tahun lalu, desa Leilem yang dikenal sebagai desa sentra pembuatan meubel dan roda sapi, mekar menjadi tiga desa (Leilem, Leilem.2 dan desa Leilem 3). Jika sebelumnya dikenal desa tukang kayu, dimasa mendatang, Leilem akan menjadi Destiansi Wisata Unggulan di Minahasa. "Jika dikelola serius dengan menanam banyak pohon indah, semoga Destinasi Wisata Lengkoan nan Lestari terwujud".Itulah cuplikan harapan Pdt. Novita Rende--Kaligis, Ketua BPMJ GMIM Imanuel Leilem dalam khotbah Ibadah Raya Paskah di Lengkoan Sabtu 30/4.
LEAVE A REPLY