Home Ekonomi Ekonom Ingatkan Ancaman Resesi Ekonomi di Kuartal III

Ekonom Ingatkan Ancaman Resesi Ekonomi di Kuartal III

0
SHARE
Ekonom Ingatkan Ancaman Resesi Ekonomi di Kuartal III


Jakarta, BIZNEWS.ID - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II yang tertekan hingga minus 5,32 persen.

Dengan penanganan dampak pandemi Covid-19 yang dianggapnya masih buruk, pertumbuhan ekonomi di kuartal III diperkirakan bakal berkontraksi jauh lebih dalam lagi.

"Saya yakin kuartal ketiga masuk resesi dengan pandemi seperti ini, itu negatifnya akan tumbuh lebih tinggi. Kuartal IV masuk lebih jauh lagi apabila penanganan seperti ini," kata Didik dalam konferensi virtual, Kamis, 6 Agustus 2020.

Apa yang disampaikan Didik pun mempunyai alasan. Pasalnya, menurutnya, realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 jauh dari ekspektasi yang sudah diperkirakan. "Indef tidak menduga sampai di - 5,32 persen, ini di luar dugaan," ucapnya.

Menurutnya, kecepatan pemerintah menangani pandemi menjadi kunci utama bakal membaiknya perekonomian. Sementara yang terjadi sekarang justru adalah sebaliknya, di mana kasus positif terus melonjak.

Didik mengatakan, beberapa kebijakan yang sudah dijalankan pemerintah selama ini malah membuat situasi memburuk. Mulai dari melakukan pembatasan daerah di tengah memuncaknya kasus, hingga membuka kembali ekonomi saat kasus masih tinggi.

Terlebih lagi, saat ini pemerintah menyerahkan masalah penanganan virus kepada pemerintah daerah. Padahal, kata Didik, secara sumber daya dan pendanaan, lebih kuat pemerintah pusat. "Pemerintah pusat ongkang-ongkang saja, seluruh penanganan diserahkan ke daerah. Jangan mimpi mengatasi resesi kalau pandemi tidak diatasi," tuturnya.

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto mengusulkan beberapa strategi kepada pemerintah jika ingin terhindar dari jurang resesi akibat pandemi Covid-19.

Yang pertama adalah selamatkan rakyat terlebih dahulu untuk bisa membuat ekonomi menjadi optimis.

Hal itu terbukti beberapa negara yang berhasil mengatasi atau mengendalikan pandemi seperti di Cina dan Vietnam lebih cepat pulih ekonominya dari pada Indonesia saat ini. "Bagaimana pun pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh kondisi masyarakat yang baik. Contohnya di Cina dan Vietnam yang cepat proses recovery ekonominya," kata Eko.

Strategi kedua, menurut Eko, pemerintah harus meningkatkan kapasitas testing PCR per hari, dan menyiapkan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien Covid-19.

Langkah ketiga, pemerintah harus perbaharui data masyarakat miskin dan rentan guna pendistribusian bantuan sosial yang tepat sasaran. Kemudian, pemerintah pusat juga diminta memperbaiki koordinasi terkait pembagian peran antara pemerintah daerah supaya tidak terjadi tumpang tindih pembagian bantuan sosial.

Eko berharap kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan bisa membuat pemulihan ekonomi nasional optimal. Namun di sisi lain kedisiplinan dan kecepatan implementasi dan penyaluran stimulus pemerintah juga sangat diperlukan. Demikian Tempo.co

Photo : google image