Papua, BIZNEWS.ID - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI ke PT Freeport Indonesia di Papua, Sabtu (25/9/2021). Foto: Devi/Man
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengatakan, Komisi VII telah mendapatkan gambaran yang utuh mengenai aktivitas secara keseluruhan di tambang Grasberg. Maman menyampaikan, kondisi tambang grasberg saat ini sudah berhenti beroperasi secara penambangan terbuka. Metode pertambangannya berubah menjadi penambangan bawah tanah (underground mining).
"Kita apresiasi setinggi-tingginya kepada PT Inalum dan PT Freeport Indonesia karena hampir seratus persen karyanya dilakukan oleh anak bangsa," ucap Maman saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI ke PT Freeport Indonesia di Papua, Sabtu (25/9/2021) seperti dikutip dpr.go.id
Politisi Fraksi Partai Golkar ini menegaskan, Komisi VII DPR RI akan terus mendorong PT Freeport Indonesia untuk bersama-sama dengan PT Inalum dapat mengembangkan potensi tambang yang ada di Freeport.
"Kalau melihat dari potensi tambang yang ada, sebetulnya masih panjang aktivitas yang masih bisa dilakukan, yakni lebih dari 50 tahun. Artinya masih punya prospek besar ke depan. Oleh karenanya, Komisi VII akan terus mendorong dan men-support semua hal-hal yang memang kita anggap bisa melancarkan proses pengembangan di lapangan ini," ujarnya.
Dikatakannya, Komisi VII DPR RI berharap, apapun yang dilakukan oleh PT Freeport maka kepentingannya harus mengacu pada kepentingan nasional. Bisa memberikan kemanfaatan yang setinggi-tingginya dan sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara. Baik buat pendapatan negara dari segi royalti, PNBP, dan juga bagi masyarakat setempat.
"Dan Kita juga banyak mendapat laporan bahwa Program CSR (corporate social responsibility) PT Freeport cukup berjalan optimal. Baik di seputar wilayah area penambangan dan juga di seluruh Provinsi Papua," ungkapnya.
Sementara itu Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyatakan betapa pentingnya keberadaan perusahaan tambang berkelas dunia yang sekarang mayoritas sahamnya telah dimiliki oleh Indonesia.
"51,2 persen, dan kita perlu berbangga bahwa ada tambang kelas dunia yang dimiliki oleh Indonesia. Keberadaan kami di sini juga harus memberikan manfaat, bukan hanya bagi negara tetapi juga bagi masyarakat di sekitar kami," kata Tony
Ia percaya, tidak ada perusahaan yang bisa berhasil di tengah masyarakat yang gagal. Untuk itu Freeport akan terus melakukan program-program kemasyarakatan yang menghabiskan biaya uang cukup tinggi yakni lebih dari satu triliun setiap tahunnya untuk kami kontribusikan untuk program-program kepada masyarakat.
"Tentu saja sesuai dengan amanat konstitusi bahwa bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat," tuturnya.
Headline
LEAVE A REPLY