Jakarta, BIZNEWS.ID - Meluasnya pandemi Covid-19 memang berdampak pada berbagai lini kehidupan, dari sektor kesehatan hingga ekonomi, yang sudah menghantarkan Indonesia ke jurang resesi.
Tapi bukan berarti Indonesia tidak bisa memutarbalik keadaan. Menteri Riset dan Tekonologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro percaya jika pandemi Covid-19 bisa jadi batu lonjatan, dan ubah status Indonesia dari negara berkembang jadi negara maju.
Kata Bambang, syaratnya Indonesia harus kuasai ilmu pengetahuan, riset dan inovasi teknologi.
"Sumber daya manusia Indonesia sebagai basis pengembangan dan penguatan daya saing bangsa, mewujudkan Indonesia menjadi 10 besar perekonomian dunia pada tahun 2035, dan menjadi salah satu negara maju pada tahun 2045," ujar Bambang dalan acara Kalbe Science Awards (RSKA) 2021, Selasa (10/11/2020).
Optimisme menyelimuti Bambang, karena selama pandemi Covid-19 banyak peneliti Indonesia yang sudah mengembangkan dan menciptakan produk riset hasil penelitian dalam negeri. Baik produk yang berasal dari lembaga penelitian pemerintah ataupun perguruan tinggi Indonesia.
"Artinya meskipun dalam masa krisis kemauan dan motivasi para peneliti berkreasi menciptakan inovasi begitu besar. Mari kita bersama-sama mendukung, baik dari pemerintah maupun mitra industri untuk mengakselerasikan kegiatan riset dan inovasi, demi kemandirian bangsa Indonesia terutama pada teknologi kesehatan," jelas Bambang.
Adapun berbagai produk yang berhasil diciptakan ilmuwan dan peneliti Indonesia selama pandemi Covid-19, di antaranya adalah ventilator karya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (UNPAD), dan YPM Salman.
Ventilator buatan peneliti Indonesia ini berhasil lolos uji Kemenkes RI, dan mampu menjawab kebutuhan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan dengan ventilator.
Selanjutnya ada rapid diagnostic testing bekerja seperti Tes Cepat Molekuler (TCM) yang juga bisa mendiagnosis Covid-19. Ada juga mobil laboratorium Bio Safety Level (BSL) 2, yaitu laboratorium yang bisa mobile bergerak memeriksa sampel dari swab tas PCR.
Tidak ketinggalan, ada robot medis pembantu yang bisa mengantikan tenaga medis merawat pasien Covid-19. Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), dimanfaatkan untuk menskrining Covid-19 hanya dari hembusan napas.
Ditambah inovasi early detection skrining Covid-19, obat dan terapi plasma darah atau konvalensen.
Terapi plasma darah disebut ampuh membantu pasien Covid-19 yang terbaring jadi lebih baik, karena plasma darah dari penyintas Covid-19 disebut mengandung antibodi yang bisa membantu melawan virus corona baru di dalam tubuh.
Ada juga antiserum yang mengandung antibodi, stemcell, suplemen tanaman obat herbal, hingga immunomodulator, dan masih hanyak inovasi lainnya. Demikian Suara.com
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY