Jakarta, BIZNEWS.ID - ASEAN menyusun Visi Pasca 2025 sebagai upaya merespon krisis multidimensi, The Perfect Storm (Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodities, dan Cost Living), yang menjadi tantangan bagi ASEAN ke depan. Saat ini, core element Visi Pasca 2025 yang strategis tengah disusun dengan fokus pada kualitas untuk mencapai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Terkait hal itu, ASEAN melakukan pertemuan the 42nd High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) pada tanggal 18 hingga 19 Agustus 2022 di Siem Reap, Kamboja. Pertemuan tersebut untuk pertama kali digelar secara luring sejak pandemi Covid-19 melanda.
Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi memimpin delegasi Indonesia sekaligus memimpin pertemuan HLTF-EI ke-42 yang terbagi menjadi 2 (dua) sesi yaitu Working Dinner dan Plenary dan dihadiri oleh HLTF-EI Leads atau yang mewakili dari seluruh negara anggota ASEAN.
"Forum ini memiliki tugas penting untuk menyusun strategi mempertahankan integrasi ekonomi ASEAN dan memastikan pembangunan berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan isu dan tantangan yang muncul,” ujar Deputi Edi saat memberikan sambutan.
Forum tersebut menyepakati prinsip dari core element pilar ekonomi dalam agenda Visi Pasca 2025 harus komprehensif namun ringkas, strategis, bermakna, menawarkan nilai tambah dan peningkatan nyata dengan tetap mempertimbangkan megatren dan tantangan baru.
“ASEAN perlu meningkatkan level competitiveness-nya, penguatan ketahanan ekonomi, memastikan ASEAN menjadi komunitas yang lebih ramah terhadap lingkungan dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan, inklusif dan terdepan sebagai komunitas ekonomi digital,” kata Deputi Edi seperti dikutip ekon.go.id.
Pada kesempatan tersebut, beberapa isu strategis bagi ASEAN yang dibahas mulai dari pemulihan pasca Covid-19, agenda digital ASEAN, ekonomi sirkulardan dekarbonisasi, proses penyusunan Visi Pasca 2025 hingga persiapan Indonesia dalam Chairmanship di ASEAN 2023.
Deputi Edi menyampaikan bahwa dalam situasi yang penuh tantangan saat ini, integrasi ekonomi ASEAN terus berjalan dan menjadi salah satu kawasan yang stabil dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5 (lima) persen pada tahun ini.
ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) sebagai salah satu exit strategi dalam menghadapi pandemi Covid-19 hingga akhir Juli 2022 telah terimplementasi sebanyak 92 inisiatif, 91 berstatus on going dan hanya 4 inisiatif yang belum berjalan.
“Pencapaian ini merupakan bukti bahwa ASEAN mampu secara kolektif menghadapi pandemi Covid-19,” jelas Deputi Edi.
Menimbang pencapaian ini, ASEAN sepakat untuk memperluas cakupan ACRF dengan koordinasi antar pilar di ASEAN untuk mendukung pemulihan dari krisis multidimensi dan pengembangan agenda pasca 2025.
Selain itu, ASEAN juga menyusun concept note on carbon neutrality sebagai wujud kepedulian ASEAN terhadap isu keberlanjutan. Pada kesempatan tersebut dibahas tentang kemajuan dari penyusunan concept note dan menekankan semangat inklusif antar pilar untuk memastikan implementasi sehingga dapat berjalan dengan efektif.
Sementara terkait dengan sirkular ekonomi, saat ini sedang disusun Implementation Plan yang merupakan penjabaran aksi dari framework on circular economy yang telah disepakati tahun lalu. Sedangkan terkait Rencana Implementasi Revolusi Industri 4.0 ditargetkan akan dapat di-launching pada akhir tahun 2022.
Perlu diketahui bahwa ketertarikan negara lain untuk bekerja sama dengan ASEAN semakin besar dari tahun ke tahun. Untuk itu, saat ini disusun ASEAN’s Economic Partnership Criteria Framework (EPCF) dengan pendekatan yang baru dan nantinya akan digunakan sebagai panduan dalam melakukan penilaian terhadap negara yang akan bekerja sama dengan ASEAN.
Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut juga disampaikan persiapan Indonesia menuju keketuaan di ASEAN 2023.
“Mempertimbangkan megatren dan situasi global saat ini, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan sebagai Ketua ASEAN dengan mengambil peran menyatukan ASEAN menjawab tantangan yang muncul dikawasan namun tetap mempertahankan sentralitasnya dan menciptakan legacy baru di ASEAN,” kata Deputi Edi.
Kemudian, Deputi Edi juga menerangkan beberapa langkah persiapan yang telah dilaksanakan oleh Indonesia yaitu dari sisi substansi seperti penyusunan prioritas ekonomi yang dikelompokkan dalam tiga strategic thrust yaitu recovery-rebuilding, digital economy dan sustainability, secara detail isu prioritas saat ini sedang disempurnakan. Sementara dari sisi kesiapan logistik, Indonesia siap menajdi tuan rumah dalam perhelatan berbagai pertemuan yang akan dilaksanakan tahun depan.
LEAVE A REPLY