Jakarta, BIZNEWS.ID - Pandemi menuntut pembelajaran tatap muka bertransformasi menjadi tatap maya. Namun kenormalan baru ini tersandung beberapa hambatan yang berpotensi mengurangi keoptimalan pembelajaran daring.
Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2020 menyebutkan, ada lebih dari 1.700 aduan terkait kurang efektifnya sistem pembelajaran daring di Indonesia. 76 persen siswa menyatakan tidak senang belajar di rumah. Sementara itu, Sigi Arus Survei Indonesia (ASI) mewawancarai 1.000 responden melalui telepon pada April 2021, yang menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden ingin segera melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
“Untuk meningkatkan optimalisasi pembelajaran daring, diperlukan keterlibatan aktif orang tua siswa. Solusinya, kami membuat aplikasi CERIA, Cerita bersama Ibu dan Ayah, yang memungkinkan orang tua mengevaluasi capaian belajar anak mereka dan berkomunikasi dengan pihak sekolah," ujar Meredita Susanty, M.Sc, Dosen Program Studi Ilmu Komputer, sekaligus ketua proyek aplikasi CERIA dalam kegiatan peluncuran aplikasi, Kamis (15/07).
Melalui aplikasi ini, pihak sekolah dapat berkomunikasi tentang tugas, tak hanya kepada siswa namun juga kepada orang tua. Fitur notifikasi dan pengingat tenggat waktu juga dapat membantu para siswa dan orang tua meraih capaian belajar yang optimal. Selain itu, laporan evaluasi capaian siswa juga akan dikirim kepada orang tua melalui aplikasi ini.
Dalam pengembangan aplikasi, Meredita dan tim melibatkan peran mahasiswa program studi Ilmu Komputer. Sundari Oktamiyunda, salah satu mahasiswa, mengungkapkan ketertarikanya dalam proyek pengembangan aplikasi CERIA.
“Tantangan pembelajaran daring lain adalah kesulitan orang tua mengevaluasi hasil belajar siswa. Karena keterbatasan mengunjungi sekolah. Dengan aplikasi ini, orang tua dapat berinteraksi secara personal dengan guru kelas atau mata pelajaran terkait. Selain itu, riwayat percakapan juga dapat terekam di aplikasi, sehingga kemajuannya dapat termonitor,” ungkap Sundari.
Dalam kegiatan peluncuran aplikasi, dilaksanakan juga seminar daring bertajuk ‘Are You Ready to Build Your Startup’ dengan menghadirkan Andika Sudarman, CEO dan Founder startup Sejuta Cita, sebagai narasumber. Andika mengatakan, dalam pengembangan aplikasi startup, penting untuk mengedepankan asas kebermanfaatan untuk masyarakat.
“Aplikasi ini akan sangat membantu masyarakat terutama di masa pandemi. Tren pembelajaran daring juga diprediksi masih akan terus belanjut sampai beberapa tahun ke depan. Aplikasi ini dapat menjadi pionir lahirnya aplikasi edukasi serupa yang bisa memberikan manfaat bagi lingkungan,” ujarnya.
Aplikasi CERIA bukanlah inovasi pertama yang diluncurkan oleh Universitas Pertamina (UP). Berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan stimulus bisnis untuk membangun iklim kewirausahaan dituangkan dalam beragam program. Salah satu aplikasi yang pernah diluncurkan adalah SPINTHER, aplikasi trauma healing untuk penyintas perundungan.
Sejak tahun 2020, Universitas Pertamina juga telah rutin melaksanakan kompetisi bisnis mahasiswa untuk melahirkan bisnis rintisan, termasuk startup. Saat ini, setidaknya tiga puluh dua rintisan bisnis mahasiswa mendapat pembinaan dan pendanaan dari universitas. Disamping itu, tiga bisnis rintisan besutan mahasiswa UP juga berhasil mendapat pembinaan dan pendanaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui kegiatan Kewirausahaan Pemuda. Berbagai seminar dan pembekalan juga telah dilaksanakan kedua institusi untuk mendorong partisipasi aktif para mahasiswa untuk menciptakan usaha dan startup baru.
Headline
LEAVE A REPLY