Jakarta, BIZNEWS.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan tausyiah dalam Pengajian Ramadan 1444 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Minggu (02/04/2023).
Tema tausyiah yang disampaikan oleh Menko PMK dalam Pengajian Ramadan 1444 H adalah "Aktualisasi Islam Berkemajuan dalam Kehidupan Berbangsa".
Dalam tausiyahnya, Muhadjir mengupas mengenai Islam Berkemajuan. Mengutip pandangan AR Fachrudin sebagaimana juga dikutip oleh Prof Malik Fadjar, mengatakan bahwa Islam Berkemajuan merupakan Islam yang gagah, Islam yang "Nyah-nyoh" (suka memberi) dan tidak "ndremis" (tidak suka meminta).
Menurutnya, Islam yang bercorak maju dan mencerahkan, sebagai wujud dari pandangan keagamaanyang bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan mengembangkan ijtihad ditengah kehidupan modern di abad ke-21 yang kompleks.
"Islam berkemajuan ini menurut saya adalah islam yang sudah tentu menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh ummat manusia," ungkapnya.
Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan Islam berkemajuan harus menjadi orientasi strategi dan redefinisi, reorientasi, serta reaktualisasi terhadap apa yang digagas oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan dalam mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah untuk mewujudkan islam berkemajuan.
Muhadjir mengatakan, tiga variabel utama dari Islam berkemajuan, yaitu redefinisi, reorientasi, serta reaktualisasi perlu diterapkan utamanya dalam memaknai gagasan KH Ahmad Dahlan.
Redefinisi sebagai alam pikiran, reorientasi sebagai sikap, dan reaktualisasi menjadi tindakan.
"Tiga hal ini menjadi akar di dalam mengaktualisasikan Islam berkemajuan di dalam kehidupan berbangsa dan juga perkembangan zaman," ujarnya.
Muhadjir yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi Ekonomi Bisnis, dan Industri Halal itu menerangkan untuk mengaktualisasikan Islam berkemajuan, maka harus menggunakan triple-X.
"Yaitu merangkaikan pengalaman (experience) di masa lalu sebagai dasar melakukan
berbagai uji-coba (experiment) di masa kini untuk meraih harapan (expectation) di
masa depan," ujarnya.
Sebagai informasi, kegiatan Pengajian Ramadan 1444H Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini diikuti oleh
Lebih lanjut, ekspektasi yang di ikhtiarkan oleh Muhammadiyah ialah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagai perwujudan aktualisasi ajaran Islam dalam struktur kehidupan kolektif manusia yang memiliki corak masyarakat berkeunggulan (ummatan wasatha).
"Berkeunggulan baik dalam wujud sistem nilai sosial-budaya, sistem sosial, dan lingkungan fisik yang dibangunnya. Hidup adaptif dalam perubahan, berkelanjutan, dan keseimbangan (equilibrium, sustanable, and change) dalam hidup," jelasnya seperti dikutip kemenkopmk.go.id.
Sebagai informasi, Pengajian Ramadan 1444H adalah kegiatan yang rutin dilaksanakan PP Muhammadiyah setiap tahun dalam menyemarakkan bulan suci Ramadan. Sebelumnya diselenggarakan Pengajian Ramadan telah dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rangkaian selanjutnya diselenggarakan di Universitas Prof. Dr. Hamka Jakarta.
Kegiatan pengajian diikuti oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhamadiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, dan diikuti oleh para rektor Universitas Muhammadiyah seluruh Indonesia.
LEAVE A REPLY