
Kota Depok, BIZNEWS.ID – Permasalahan pengembang Perumahan Belacasa Depok dengan warga menemui titik terang. Pada rapat di kantor pengembang perumahan (27/06) dengan pengurus RW 08 Kelurahan Tirtajaya Kota Depok, kedua belah pihak sepakat untuk tidak Melakukan pembukaan jalan tembusan Kampung Serab Kelurahan Tirtajaya. Hadir dalam pertemuan tersebut General Manager Pengembang Perumahan Belacasa di wakili Yance serta pengurus RT dan RW 08 Kelurahan Tirtajaya Kota Depok.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Puthut sebagai perwakilan RT 04 bahwa pihak Belacasa diwakili oleh yance, “ bahwa rencana pembukaan jalan tersebut atas permintaan Pemkot Depok sejak perumahan tersebut berdiri dan belum sempat terlaksana dari manajemen Belacasa sebelumnya.”
"Atas dasar tersebut Yance mencoba untuk mensosialisasikan ke warga Bellacasa, karena melihat adanya peluang ekonomi jika jalan tersebut dibuka, dengan pertimbangan bahwa saat ini perumahan hanya terhubung ke jalan Margonda, maka dengan dibukanya jalan tersebut maka akan membuka akses ke jalan Grand Depok City," ujar Puthut.
Rencana pembukaan jalan tembusan Kampung Serab, lanjut Yance dilakukan karena penjualan perumahan belacasa sedang “drop” dan adanya rencana developer untuk pengembangan pembangunan Ruko dan rumah di Blok H. Selain itu dengan adanya jalan tembut diharapkan membawa keuntungan bagi warga karena nilai investasi rumah akan melonjak secara ekonomis dan bagi yang berusaha dirumah dapat menciptakan peluang ekonomi.
Namun sosialisasi yang dilakukan pengembang kepada pengurus RT dan RW melalui surat tidak mendapatkan “feedback positip” dari warga, justru muncul komentar - komentar negatif di sosial media milik Belacasa ataupun spanduk penolakan.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Pengembang tersebut, mayoritas pengurus RT dan RW menyatakan penolakannya atas rencana pembukaan jalan tembusan tersebut. Pengurus Cluter Dahlia secara tegas menolak wacana pembukaan akses jalan ini karena Belacasa merupakan hunian execlusive. "Contoh dahulu dibukanya akses jalan kecil untuk motor ke Kampung Serab menyebabkan kemacetan di sepanjang bulevard belacasa terutama pada jam sibuk. Selain itu pada saat dibukanya pintu akses kecil dibiarkan terbuka dan tidak ada security pengembang yang menjaga membuat angka kejahatan menjadi meningkat bahkan ada kasus mobil warga hilang dan rumah warga disatroni maling," ujar pengurus yang tidak mau disebut namanya.
Senada dengan Cluster Dahlia, Pengurus RT Cluster Irish menambahkan banyak warga di Cluster Irish membeli rumah bukan melihat aspek ekonomi saja, tapi lebih pada aspek keamanan. "Jika harga rumah naik 100 sd 200 juta 5 tahun kedepan tidak sebanding dengan keamanan anak dan isteri di rumah pada saat suami mencari nafkah terlebih tugas dinas keluar kota," sambung Pengurus RT Cluster Irish.
Sedangkan dari Cluster Jasmine menyampaikan bahwa surat dari developer hanya berisi manfaat positip nya sedangkan tidak dampak negatipnya, dan hampir seluruh warga cluster jasmine menolak dengan dibukanya akses jalan tersebut.
Sementara itu dalam pertemuan tersebut pihak pengembang tidak ingin terlihat otoriter didalam membuat keputusan. Melihat banyaknya warga di setiap cluster yang menolak maka akan disiapkan konsep berita acara oleh bagian legal dan ditandatangani oleh peserta yang hadir pada pertemuan ini dengan keputusan rapat akses jalan ke kampung serab tidak jadi dibuka.
LEAVE A REPLY